Israel Blokade Akses Bantuan di Gaza Utara, Krisis Kemanusiaan Semakin Parah
Blokade Israel di Gaza Utara memicu krisis kemanusiaan, ribuan warga Palestina terjebak tanpa bantuan pangan, air, dan layanan kesehatan. Foto:Dok/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID - Situasi di Gaza Utara semakin kritis setelah Israel memblokade akses bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
Meskipun telah ada keputusan dari Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) terkait penangkapan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, hingga kini tidak ada tindakan tegas terhadap negara Zionis tersebut.
Akibatnya, warga Palestina di Gaza Utara menghadapi kelaparan dan kekurangan akses terhadap layanan dasar.
PBB melaporkan bahwa sejak 66 hari terakhir, tidak ada bantuan kemanusiaan yang dapat masuk ke Gaza Utara akibat gangguan signifikan dari militer Israel.
BACA JUGA:Pemkab OKI Berikan Bonus Rp1,5 Miliar untuk Atlet yang Sukses di Porprov Lahat
BACA JUGA:Pamit Berkebun, Pria Ditemukan Tewas di Kebun Sawit
Sekitar 65.000 hingga 75.000 warga Palestina terjebak tanpa makanan, air, dan layanan kesehatan.
Pemblokiran ini meliputi area Beit Lahia, Beit Hanoun, dan Jabalia, yang tidak menerima bantuan dalam bentuk apa pun.
Menurut laporan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), kondisi ini memperburuk krisis pangan, dengan hanya empat toko roti yang masih beroperasi di Kota Gaza.
Sigrid Kaag, Koordinator Senior Kemanusiaan PBB untuk Gaza, menyatakan bahwa situasi ini adalah "bencana luar biasa" bagi warga sipil yang terjebak dalam kekacauan tersebut.
BACA JUGA:Politik Santun HDCU Berbuah Manis, Tak Ada Gugatan ke MK
Kaag juga menyoroti bahwa meskipun langkah-langkah dari PBB terus dilakukan, tanpa dukungan politik yang kuat, penyelesaian krisis ini sangat sulit tercapai.
Ia menegaskan bahwa solusi politik sangat penting untuk membuka jalan bagi bantuan kemanusiaan yang mendesak.