Analisis Kegagalan Material, Optimalkan Umur Pakai Mesin
Prof Dr Ir Hendri Chandra MT-foto: ist-
Sedangkan untuk jenjang S2, dia mengajar mata kuliah tentang Perlakuan Panas dan Permukaan, Analisis Kerusakan, dan Analisis Tegangan Eksperimental.
Ia menyimpulkan bahwa kerusakan berupa retak yang diakibatkan oleh beban bolak-balik (fatigue) sangat berbahaya.
BACA JUGA: Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28: Mempermudah Investor dengan Pendekatan Analisis Multi-Faktor
BACA JUGA:Polres OKI Siapkan 753 Personil untuk Amankan Pilkada Serentak: Begini Analisis Kerawanannya!
Karena kerusakan ini terjadi pada kondisi elastis. Patahnya suatu material terjadi pada 3 tahap yaitu tahap pengintian retak, tahap perambatah retak dan akhirnya patah.
"Kondisi awal retak sulit untuk diprediksi. Perambatan retak masih aman bila faktor intensitas tegangan (K¹) masih dibawah nilai ketangguhan retak (Kc) material tersebut. Kc merupakan nilai ketangguhan retak dan merupakan properties material yang tidak boleh dilampaui agar kodisi tetap aman," pungkas Prof Hendri.