Wujudkan Masyarakat Mandiri dan Lingkungan Lestari, PTBA Gagas Program Desa Impian
LESTARI: Merujudkan Masyarakat Mandiri dan Lingkungan yang Lestari, PT BA menggagas program Desa Impian yang kini mampu meningkatkan perekonomian warga. -foto: PTBA fo sumeks)-
SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Buah melon berwarna kuning emas bergelantungan di kebun hidroponik Desa Tanjung Karangan, Kabupaten Muara Enim. Bukan melon biasa, melon-melon ini adalah melon golden premium yang dapat dijual dengan harga di atas rata-rata.
Melon golden premium hanya salah satu tanaman yang dibudidayakan di sana, hamparan bibit menghijau di lahan seluas 1,5 hektare (ha). Itu lah Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Pembibitan yang dibina PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Dahulu lahan tidur yang tidak bermanfaat, kini tanah itu jadi tempat usaha pembibitan yang menghidupi penduduk sekitar.
Salah satunya Suwarno, warga desa setempat. Suwarno dulunya bekerja sebagai kuli pada pertambangan tanpa izin (PETI) di sekitar Desa Tanjung Karangan. Tapi bekerja di PETI penuh risiko. Selain melanggar hukum, bekerja di PETI juga tidak sehat. Suwarno merasa lega, kini dia tak lagi menghadapi bahaya longsor serta ancaman hukuman.
"Sebelum bekerja di sini, kami bekerja di PETI. Gali, angkut pakai karung, naikkan ke truk. Dengan bekerja di sini, tenaga enggak terkuras, badan sehat, keluarga senang," kata Suwarno. SIBA Pembibitan diinisiasi oleh Zailani, local hero Desa Tanjung Karangan, dengan dukungan PTBA. SIBA Pembibitan mendorong budidaya tanaman berbasis otomasi ramah lingkungan untuk mendukung program penghijauan dan reklamasi.
BACA JUGA:Komitmen PTBA Terapkan GCG Berkelanjutan, Raih Penghargaan 10 Kali Berturut-turut
BACA JUGA:PTBA Kembangkan Bisnis EBT, Bantu PLTS Dukung Peningkatan Produksi Pertanian
Selain itu juga dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah masyarakat sekitar. Berkat adanya SIBA Pembibitan ini, masyarakat setempat memiliki alternatif mata pencaharian yang berkelanjutan. Para pekerja SIBA Pembibitan berasal dari keluarga prasejahtera dan mantan pekerja PETI. PTBA juga mendorong transformasi di Desa Seleman yang berjarak sekitar 15 kilometer (km) dari Tanjung Karangan.
Tonidi, warga Desa Seleman, menuturkan bahwa banyak penduduk sekitar yang bekerja di PETI. Dirinya pun pernah bekerja sebagai tukang las di PETI. Ia mengaku tidak tenang bekerja di PETI. Ada rasa was-was terkena razia. Belum lagi risiko kecelakaan kerja. "Awalnya kami bekerja di PETI. Tapi kami kemudian menyadari bahwa kami harus keluar dan mencari mata pencaharian lain," kata Tonidi.
Bersama kawan-kawannya, Tonidi mendirikan Kelompok Bangsal Pematang yang beranggotakan 15 orang. Dengan dukungan PTBA, mereka memulai usaha budidaya burung puyuh pada April 2024. "Kami mendapat bantuan 200 ekor indukan burung puyuh yang siap bertelur, kendang, pakan, pelatihan, dan sebagainya dari Bukit Asam," ujarnya.
Dalam sehari, Kelompok Bangsal Pematang bisa memperoleh 8-9 butir telur burung puyuh. Omzet dari usaha ini mencapai kurang lebih Rp 10 juta per bulan. Tak hanya telurnya, kotoran burung puyuh juga bernilai ekonomi. Kelompok Bangsal Pematang memasok kotoran burung tersebut ke SIBA Pembibitan untuk diolah menjadi pupuk organik.
BACA JUGA:Terapkan Inovasi Digitalisasi, Glorifikasi PTBA Energi Tanpa Batas
Sementara di Desa Tanjung Agung, PTBA mendukung pengembangan usaha budidaya ikan gabus sebagai alternatif sumber penghasilan baru yang berkelanjutan bagi masyarakat di sekitar area PETI. Kelompok Ikan Gabus Putra Susukan, mitra binaan PTBA, sukses panen perdana Jumat (19/7/2024). Sekitar 150 kilogram (kg) ikan gabus sukses dipanen.
"Kami berharap budidaya ikan gabus ini bisa semakin berkembang. Kami juga ingin mengajak anggota kami untuk terus belajar bersama-sama budidaya ikan gabus ini mengingat potensi ekonominya yang sangat tinggi," kata Putra Zaman, Ketua Kelompok Ikan Gabus Putra Susukan. Untuk pakan ikan, Kelompok Ikan Gabus Putra Susukan mendapat pasokan magot dari Kelompok Usaha Magot Tanjung Agung (KUMATA) yang juga dibina PTBA.