Kisah Para Penyelam Harta Karun Sungai Musi: Perjuangan Menemukan Emas Hingga Piring Kuno
Menyelami kedalaman Sungai Musi, para penyelam berburu harta karun dari masa lalu yang bernilai tinggi. Foto: istimewa--
Namun, sejak empat tahun terakhir, dia jarang turun ke sungai. ’’Sudah tua. Tidak tahan lagi, Pak. Menyelam harus yang muda. Mereka kuat dan lebih gesit,” ungkapnya.
Ada banyak kolektor yang berburu harta karun Sriwijaya. Umumnya, mereka memberikan modal berupa panjar sekitar Rp 30 juta sampai Rp 50 juta.
Begitu benda yang diinginkan terangkat dari sungai, kolektor akan melengkapi kekurangan pembayaran.
Soal harga, yah para kolektor itu yang menetapkan. Mereka tidak pernah menyurvei pasar untuk menakar harga benda berharga yang dia temukan.
Menurut saja pada harga yang ditakar para kolektor dan tidak berusaha mencari pembeli dengan harga lebih mahal.
’’Tapi kalu kito lah dienjuk modal, dak mungkin kito nak jual dengan wong lain. Kito nih wong Melayu, Pak. Punyo hati. Dak mungkin kito khianat dengan wong yang sudah modali kito,” jelasnya.
Senada dipaparkan Hendri, adik Edi. Selama ini, area yang menjadi pusat penyelaman mereka adalah tengah Sungai sekitar Posko TNI-AL, kelurahan 1 ilir hingga kawasan Kemaro.
Dia bercerita sejak dulu sampai sekarang, para penyelam tradisional itu tidak menggunakan peralatan canggih untuk mencari harta karun.
Mereka hanya berbekal selang oksigen dan selang besar untuk mengisap lumpur di dasar sungai. Untuk dua selang tersebut, mereka membutuhkan sepasang kompresor.
Satu kompresor digunakan untuk mengisap lumpur, satu kompresor lagi untuk memompa oksigen ke dalam sungai.
BACA JUGA:Lowongan Kerja PT PP Presisi untuk Lulusan SMK hingga S1
BACA JUGA:Segera Klaim Kode Redeem Mobile Legends Hari Ini, 13 November 2024, Berhadiah Skin Gratis
Tidak hanya peralatan penunjangnya yang sederhana, para penyelam tradisional juga sangat mengandalkan insting saat mencari harta karun. Dasar sungai yang berlumpur membatasi jarak pandang mereka.
Rata-rata para penyelam tersebut menyusuri sungai sedalam sekitar 30 meter itu dalam waktu minimal 30 menit.
’’Kita anak sungai. Menyelam adalah hal yang biasa. Luar biasanya ketika kita mencari harta karun saja. Karena sekali menyelam, bisa berjam-jam lamanya,” terang David.