Tak Tahan Disiksa dan Diancam, Ayah di Palembang Adukan Anak Kandungnya ke Polisi, Ini Penyebabnya
LAPOR: Akhmad (60) saat melaporkan tindak penganiayaan disertai pengancaman yang dilakukan anak kandungnya sendiri berinisial AR ke SPKT Polrestabes Palembang, kemarin (29/10). Foto: Nanda/sumeks --
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Tak tahan terus terusan dianiaya dan diancam membuat seorang ayah, Akhmad (60) melaporkan anak kandungnya berinisial AR (20) ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang, kemarin (29/10).
"Saya akhirnya terpaksa membuat laporan ini karena sudah tidak tahan dengan perbuatan anak saya yang menganiaya dan mengancam saya, Pak," ungkap Akhmad, kemarin (29/10).
BACA JUGA:Mahasiswa di Prabumulih Jadi Korban Penganiayaan, Pelakunya Ditangkap, Diduga Ini Pemicunya
BACA JUGA:Aniaya Terduga Pencuri Kotak Amal Hingga Tewas, Lima Terdakwa Dijatuhi Hukuman Tiga Tahun
Akhmad menjelaskan tindak penganiayaan disertai pengancaman ini bermula pada Minggu (28/10) sore saat ia memergoki anaknya hendak membongkar warung miliknya yang terletak di Jl Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Duku, Kecamatan IT II, Kota Palembang.
"Saya pergoki dia saat hendak membuka paksa jendela warung dan masuk melalui jendela pada Minggu sore lalu saya tegur dia karena khawatir tindakan tersebut bakal ditiru orang lain.
Sekaligus supaya dia tidak lagi mengulangi perbuatannya tersebut,” urainya.
Tak hanya itu, Akhmad pun berinisiatif langsung memperbaiki jendela warung miliknya yang dirusak. Saat sedang memperbaiki jendela warung, terlapor mendekat dan meminta uang jajan dan dijawab oleh pelapor saat itu dirinya tak mempunyai uang.
Mendengar jawaban sang ayah, terlapor malah masuk ke dalam warung dan keluar membawa tabung gas elpiji tiga kilogram hendak dia jual.
"Saya larang dia bawa tabung gas elpiji, tapi justru muka saya dia hantam dengan tabung gas dan mengancam jika tak diberi uang akan menghabisi saya.
Akibat kejadian itu muka saya mengalami memar. Sementara dia pergi pergi saja dengan tetap membawa tabung gas," aku pelapor seraya menunjukkan tanda luka memar di wajahnya akibat dihantam dengan menggunakan tabung gas oleh sang anak.
Diakui, jika tindak penganiayaan disertai ancaman ini bukan kali pertama terjadi, tapi susah seringkali terjadi. Dia dan sang istri pun akhirnya membulatkan tekad untuk melaporkan kasus ini ke polisi sebagai efek jera.
"Setiap kali keinginannya tidak dituruti, dia marah dan menganiaya, menyiksa dan mengamcam saya. Mudah-mudahan dengan saya lapor ke polisi ini ada efek jera dan agar dia mempertanggungjawabkan perbuatannya," tegas pelapor, kemarin (29/10)