Memahami Perbedaan NEM dan UN dalam Sistem Pendidikan Indonesia
Siswa SMA yang sedang mengikuti lomba baris berbaris di salah satu SMA di Palembang. Foto:Nnei/Sumateraekspres.id--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, saat ini tengah mengevaluasi berbagai kebijakan dalam dunia pendidikan, termasuk potensi pengembalian Nilai Ebtanas Murni (NEM).
Dalam pernyataannya, Abdul Mu'ti menegaskan bahwa ia akan melakukan kajian mendalam sebelum mengambil keputusan resmi.
Menteri Mu'ti menyatakan, kebijakan pendidikan harus mencerminkan aspirasi masyarakat dan sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto.
BACA JUGA:Ade Serahkan Diri Takut Jadi Korban Tembakan Polisi
BACA JUGA:Saksi Ihwan Rosidi Tak Pernah Pesan Triplek, Namanya Dicatut Terdakwa Alim
“Saya akan mendengarkan masukan dari berbagai pihak sebelum membuat keputusan strategis terkait sistem evaluasi pendidikan,” ujarnya, menegaskan bahwa keputusan resmi belum ditetapkan.
NEM dan UN merupakan dua sistem penilaian yang pernah digunakan di Indonesia.
NEM adalah hasil dari Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional, sementara UN adalah ujian yang diadakan secara nasional di akhir pendidikan dasar dan menengah.
UN bertujuan menilai prestasi akademis siswa dan menjadi syarat kelulusan serta penentu akses ke sekolah negeri.
Kedua sistem ini sempat berjalan bersamaan untuk menilai prestasi siswa di Indonesia.
BACA JUGA:Penghasil Kopi Robusta di Sumatera Selatan, Ini Produksi dan Sentra Perkebunan
BACA JUGA:Polres Lubuklinggau Ungkap 52 Kasus Narkoba, Sita Ratusan Gram Sabu dan Ekstasi
Namun, sejak 2021, UN dihapus oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dan digantikan oleh sistem zonasi.
Perbedaan Utama antara NEM dan UN
1. Tujuan dan Fokus
- NEM: Menilai hasil individu siswa berdasarkan nilai UN dari beberapa mata pelajaran.