Cara Menjauhkan Diri dari Sifat Riya dalam Ibadah: Definisi, Bahaya, dan Solusi Islami
Jaga keikhlasan dalam beribadah dengan menghindari sifat riya yang merusak pahala. Foto: sitharapanbunda--
Oleh karena itu, riya adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah karena menghancurkan nilai ibadah yang dilakukan. Ibadah seharusnya dilakukan dengan niat yang murni hanya untuk mendapatkan keridhaan Allah, tanpa memikirkan pandangan atau pujian dari manusia.
Menghilangkan riya membutuhkan usaha yang konsisten dalam memperbaiki niat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi riya dan menjaga keikhlasan dalam beribadah:
1. Memperbaiki Niat Sebelum Beribadah
Selalu periksa niat sebelum melakukan ibadah atau perbuatan baik. Pastikan niatnya adalah semata-mata karena Allah SWT, bukan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan (balasan) sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Menjaga niat ini adalah kunci utama untuk menghindari riya.
2. Bersikap Rendah Hati dan Sadar akan Keterbatasan
Ingatkan diri bahwa semua kemampuan dan keberhasilan berasal dari Allah, bukan dari diri sendiri. Ini akan membantu menumbuhkan rasa tawadhu' (rendah hati) dan mengurangi keinginan untuk dipuji. Semua kebaikan dan kekuatan datang dari-Nya, dan tugas manusia hanya berusaha.
BACA JUGA: Sakaratul Maut Saat Menghadapi Perpisahan dengan Tenang dan Iman dalam Islam
3. Menyembunyikan Amalan
Salah satu cara efektif untuk menghindari riya adalah dengan menyembunyikan amal kebaikan dari pandangan orang lain sebanyak mungkin. Sebagaimana sabda Nabi SAW:
“Amalan yang paling utama adalah yang tersembunyi.” (HR. Ahmad)
Ketika kita tidak berusaha menunjukkan ibadah kita, maka peluang untuk riya berkurang.