Melihat Calon Menteri dan Wakil Menteri Dipanggil Prabowo, Ini Harapan Pelaku Usaha di Sumsel
--
BACA JUGA:5 Kementerian Berkolaborasi untuk Meningkatkan PPG dan TPG Guru Agama, Ini Hasilnya
BACA JUGA:Ini Dia Bocoran Kabinet Prabowo-Gibran: 46 Kementerian dengan Susunan Baru, Apa Saja?
Sektor tambang dan perkebunan seharusnya masih bisa ditingkatkan, untuk peluang sektor ke depan. "Karena kedua sektor ini memberikan sumbangan cukup signifikan bagi perekonomian Sumatera Selatan (Sumsel). Kalau Palembang lebih ke sektor jasa, seperti perhotelan dan resto yang bisa di andalkan. Apalagi kalau tol dari Jambi sudah bisa terkoneksi ke Tol Kapal Betung," paparnya.
Pengamat politik di Sumsel, Bagindo Togar Butar Butar, mengatakan ada beberapa hal mendasar yang harus diperhatikan untuk menjawab tantangan besar oleh duet kepemimpinan Prabowo-Gibran. Yakni, pembentukan kabinet yang kuat dan profesional.
Bagindo menyebut, kabinet mendatang harus lebih didominasi oleh zaken kabinet. Yaitu kabinet yang terdiri dari para profesional, mengutamakan kompetensi dalam mengelola kementerian dan lembaga pemerintahan.
"Ini adalah hak prerogatif presiden, tetapi harus diutamakan untuk membentuk kabinet yang profesional. Kabinet zaken yang kuat sangat diperlukan, meski beberapa menterinya mungkin berasal dari partai politik," ujar Bagindo Togar.
Kehadiran tokoh-tokoh yang berasal dari kalangan independen dan profesional di cabinet, juga akan sangat membantu dalam menghadapi tantangan ke depan. “Pemerintah Prabowo-Gibran harus menyelesaikan apa yang belum selesai pada masa pemerintahan Jokowi. Terutama utang yang diwariskan,” cetusnya.
BACA JUGA:Menteri PANRB Launching MPP Digital OKU Timur dan Muara Enim
BACA JUGA:ASN Siap Pindah ke IKN, Menteri PANRB Tegaskan Rencana Pemindahan Januari 2025
Lalu, fokus pada pembangunan infrastruktur, namun harus ada keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). “Saya memperkirakan 60% dari pekerjaan yang harus diselesaikan adalah infrastruktur, sementara 40% adalah pengembangan SDM," kata Bagindo.
Selain pembentukan kabinet yang profesional, menekankan pentingnya kolaborasi dalam pemerintahan. "Mereka harus bisa membangun pemerintahan yang kolaboratif. Tidak boleh ada lagi upaya dominasi satu kementerian di atas yang lainnya. Semua kementerian harus loyal kepada presiden, menjalankan program-program yang selaras dengan visi dan misi presiden," tegas Bagindo.
Sebab menurutnya, pada masa lalu terdapat program-program yang bersifat parsial. Tidak sepenuhnya mendukung visi presiden. Dia berharap pemerintahan Prabowo-Gibran mampu memenuhi harapan rakyat dengan membentuk kabinet yang berorientasi pada hasil dan kemajuan bangsa.
“Oleh karena itu, kolaborasi, profesionalisme, dan loyalitas adalah kunci untuk mewujudkan pemerintahan yang kuat dan efektif," tutup Bagindo. Dengan latar belakang tantangan yang ada, pemerintahan Prabowo-Gibran akan diuji dalam kemampuannya untuk menyatukan berbagai kepentingan dan mencapai tujuan bersama.
Lanjut Bagindo, Presiden Prabowo juga harus terlepas dari bayang-bayang Jokowi. "Dia harus independen dan terlepas dari bayang Jokowi. Tentu kita tak menampik, Prabowo menjadi presiden karena campur tangan Jokowi," katanya.