Studi Terbaru Ungkap Penyebab Bintang Dilangit Kini Sulit Dilihat

Reporter: Gite |

Editor: Alfery |

Minggu , 13 Oct 2024 - 09:23

Bintang dilangit merupakan salah satu keindahan alam yang hanya bisa dilihat pada malam hari, namun kini mulai sulit melihatnya. -Foto: Infoastronomy.org-

Para penulis memperkirakan bahwa 80% orang di Amerika Serikat dan 30% orang di seluruh dunia tidak dapat melihat konstelasi Bima Sakti pada malam yang cerah.

“Pada tingkat perubahan ini, seorang anak yang lahir di tempat di mana 250 bintang terlihat mungkin hanya melihat sekitar 100 bintang pada usia 18 tahun,” kata penulis utama studi tersebut, Christopher Kyba, seorang peneliti di Pusat Penelitian Jerman untuk Kata Geosains.

Salah satu masalah kesulitan melihat bintang dengan mata telanjang berkaitan dengan jenis cahaya yang digunakan.

Menurut Kyba, lampu LED mempunyai pengaruh signifikan terhadap persepsi kecerahan langit.

Hal ini mungkin menjadi salah satu alasan perbedaan antara pengukuran satelit dan kondisi langit yang dilaporkan oleh peserta "Globe at Night".

Satelit juga kesulitan mendeteksi cahaya yang dipancarkan secara horizontal dari sumber yang lebih terlihat di kota seperti papan reklame atau etalase toko.

Tingkat di mana bintang menjadi tidak terlihat oleh manusia di lingkungan perkotaan sangatlah besar.

Peningkatan kecerahan langit tertinggi terjadi di Amerika Utara, diikuti oleh Eropa.

Selain dampak nyata terhadap astronomi dan observasi langit, penulis studi lainnya, Constance Walker, yang menulis "Orb at Night," menunjukkan konsekuensi lain.

Skylight akan memengaruhi aktivitas hewan pada siang dan malam hari.

Hewan diurnal merupakan hewan yang aktif pada siang hari dan tidur pada malam hari.

Sedangkan hewan nocturnal atau yang aktif dimalam hari merupakan hewan yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari.

“Peningkatan kecerahan pada langit dalam dekade terakhir menunjukkan bahwa pentingnya memperbanyak upaya dan mengembangkan strategi baru untuk melindungi langit yang gelap.

studi terbaru ungkap penyebab bintang dilangit kini sulit dilihat                            sumateraekspres.id - bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya akibat reaksi fusi nuklir yang menghasilkan energi diintinya.
perlu dicatat bahwa "bintang semu" bukanlah bintang, melainkan planet yang memantulkan cahaya dari bintang lain dan tampak bersinar di langit seperti  bintang.
namun, sadarkah anda bila bintang-bintang di langit kini semakin sulit dilihat? berikut alasannya menurut sains.
cahaya terang langit malam di atas kawasan berpenduduk, atau skyglow, membuat banyak orang sulit melihat bintang di langit malam.
baca juga:prakiraan cuaca sumsel 13 oktober 2024: hujan petir di sore hari, simak rinciannya!
baca juga:flashback kondisi bumi 80 tahun silam lewat fitur timelapse google earth
cahaya yang dipancarkan dari pencahayaan buatan berlebih diradiasikan atau dipantulkan ke atas dan kemudian dihamburkan oleh aerosol dan tetesan air atau partikel kecil seperti polutan di atmosfer.
sebuah studi yang telah diterbitkan dalam jurnal science mengungkapkan bahwa cahaya langit lebih sulit ditangkap oleh mata manusia  dibandingkan pengukuran satelit terhadap cahaya buatan di bumi.
temuan ini merupakan tambahan terbaru dari semakin banyak literatur ilmiah tentang polusi cahaya yang telah ada setidaknya sejak setengah abad yang lalu.
para peneliti menggunakan data kolaboratif dari program globes at night, yang dikelola oleh noirlab dan didanai oleh national science foundation observatory network.
baca juga:punya 90 persen gen identik, ternyata ini alasan tikus sering jadi objek penelitian
baca juga:alasan jepang bikin satelit kayu pertama yang siap meluncur ke luar angkasa, ternyata karena hal ini
tim peneliti menganalisis lebih dari 50.000 observasi dari para ilmuwan.
penelitian menunjukkan bahwa kecerahan langit telah meningkat 9,6% selama dekade terakhir, dibandingkan dengan hanya 2% per tahun yang diukur dengan satelit.
para penulis memperkirakan bahwa 80% orang di amerika serikat dan 30% orang di seluruh dunia tidak dapat melihat konstelasi bima sakti pada malam yang cerah.
“pada tingkat perubahan ini, seorang anak yang lahir di tempat di mana 250 bintang terlihat mungkin hanya  melihat sekitar 100 bintang pada usia 18 tahun,” kata penulis utama studi tersebut, christopher kyba, seorang peneliti di pusat penelitian jerman untuk kata geosains.
salah satu masalah kesulitan melihat bintang dengan mata telanjang berkaitan dengan jenis cahaya yang digunakan.
menurut kyba, lampu led mempunyai pengaruh signifikan terhadap persepsi  kecerahan langit.
baca juga:sudah tau belum, kembang kertas ternyata bisa mekar di stasiun luar angkasa internasional
baca juga:bagaimana rasanya tinggal di iss, barang termahal di dunia yang berharga fantastis
hal ini mungkin menjadi salah satu alasan  perbedaan antara pengukuran satelit dan kondisi langit yang dilaporkan oleh peserta "globe at night".
satelit juga kesulitan mendeteksi cahaya yang dipancarkan secara horizontal dari sumber yang lebih terlihat di kota seperti papan reklame atau etalase toko.
tingkat di mana bintang menjadi tidak terlihat oleh manusia di lingkungan perkotaan sangatlah besar.
peningkatan kecerahan langit tertinggi terjadi di amerika utara, diikuti oleh eropa.
selain dampak nyata terhadap astronomi dan observasi langit, penulis studi lainnya, constance walker, yang menulis "orb at night," menunjukkan konsekuensi lain.
skylight akan memengaruhi aktivitas hewan pada siang dan malam hari.
hewan diurnal merupakan hewan yang aktif pada siang hari dan tidur pada malam hari.
sedangkan hewan nocturnal atau yang aktif dimalam hari merupakan hewan yang tidur pada siang hari dan aktif pada malam hari.
“peningkatan kecerahan pada langit dalam dekade terakhir menunjukkan bahwa pentingnya memperbanyak upaya dan mengembangkan strategi baru untuk melindungi langit yang gelap.