Peralihan Musim, Waspada Terhadap Kejadian Ekstrem di Sumatera Selatan

Reporter: Nanda |

Editor: Irwansyah |

Rabu , 02 Oct 2024 - 15:22

Peralihan dari musim kemarau ke hujan tiba, BMKG ingatkan masyarakat untuk waspada terhadap kejadian ekstrem. Foto:Freepik/Sumateraekspres.id--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Wilayah Sumatera Selatan kini telah memasuki fase peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Kepala Stasiun Meteorologi SMB II, Siswanto, menginformasikan bahwa peningkatan curah hujan telah mulai terlihat di berbagai daerah di provinsi ini.

"Curah hujan saat ini menunjukkan peningkatan, sehingga kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya kejadian ekstrem dan bencana hidrometeorologis, terutama di bulan Oktober atau pada dasarian pertama," ungkapnya.

Berdasarkan data yang ada, curah hujan pada dasarian ketiga September 2024 di sebagian besar wilayah Sumatera Selatan masih terklasifikasi dalam kategori menengah, dengan curah hujan berkisar antara 51-150 mm.

Namun, ada beberapa daerah seperti Musi Rawas Utara, Musi Rawas, Lubuk Linggau, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, OKU, Ogan Ilir, OKU Selatan, dan OKI yang mencatat curah hujan rendah, yakni antara 0-50 mm.

Lebih lanjut, wilayah Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Lahat, dan Pagar Alam mengalami curah hujan tinggi dengan angka mencapai 151-300 mm.

"Puncak curah hujan tertinggi tercatat di Pos Hujan Kikim Selatan, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat, dengan total 239 mm," tambah Siswanto.

Untuk dasarian pertama Oktober 2024, sebagian besar wilayah Sumatera Selatan memiliki peluang lebih dari 50% untuk mengalami curah hujan menengah (50-150 mm).

Namun, beberapa daerah, seperti OKI, OKU Timur, dan beberapa wilayah lainnya, diprediksi memiliki peluang di atas 60% untuk mengalami curah hujan rendah (<50 mm).

peralihan musim, waspada terhadap kejadian ekstrem di sumatera selatan                            palembang, sumateraekspres.id - wilayah sumatera selatan kini telah memasuki fase peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
kepala stasiun meteorologi smb ii, siswanto, menginformasikan bahwa peningkatan curah hujan telah mulai terlihat di berbagai daerah di provinsi ini.
"curah hujan saat ini menunjukkan peningkatan, sehingga kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya kejadian ekstrem dan bencana hidrometeorologis, terutama di bulan oktober atau pada dasarian pertama," ungkapnya.
baca juga:prakiraan cuaca bmkg wilayah sumatera selatan 2 oktober 2024, berawan hingga hujan ringan
baca juga:prakiraan cuaca palembang: mendung sepanjang hari, potensi hujan ringan di siang hari, tetap waspada ya!
berdasarkan data yang ada, curah hujan pada dasarian ketiga september 2024 di sebagian besar wilayah sumatera selatan masih terklasifikasi dalam kategori menengah, dengan curah hujan berkisar antara 51-150 mm.
namun, ada beberapa daerah seperti musi rawas utara, musi rawas, lubuk linggau, empat lawang, lahat, muara enim, oku, ogan ilir, oku selatan, dan oki yang mencatat curah hujan rendah, yakni antara 0-50 mm.
lebih lanjut, wilayah musi rawas, musi banyuasin, banyuasin, lahat, dan pagar alam mengalami curah hujan tinggi dengan angka mencapai 151-300 mm.
baca juga:prakiraan cuaca bmkg selasa 1 oktober 2024: wilayah sumsel waspada potensi hujan lebat disertai petir
baca juga:cuaca tak menentu? ini cara jaga performa ac mobil
"puncak curah hujan tertinggi tercatat di pos hujan kikim selatan, kecamatan kikim selatan, kabupaten lahat, dengan total 239 mm," tambah siswanto.
untuk dasarian pertama oktober 2024, sebagian besar wilayah sumatera selatan memiliki peluang lebih dari 50% untuk mengalami curah hujan menengah (50-150 mm).
namun, beberapa daerah, seperti oki, oku timur, dan beberapa wilayah lainnya, diprediksi memiliki peluang di atas 60% untuk mengalami curah hujan rendah (<50 mm).
baca juga:prakiraan cuaca sumsel minggu 29 september 2024: waspada hujan petir disertai potensi angin kencang
baca juga:prakiraan bmkg cuaca sumsel senin 30 september 2024: potensi hujan petir dan angin kencang di sejumlah daerah
siswanto juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat selama masa peralihan ini.
"masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya kejadian ekstrem dan bijak dalam penggunaan air, serta selalu menjaga sanitasi lingkungan," pungkasnya.