https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Pelaku Ekraf Butuh Tempat Sarana Promosi, Tak Punya Data Valid, Lakukan Pemetaan

PEMETAAN : Tim Dinas Pariwisata Kota Palembang bersama pelaku ekonomi kreatif di Kota Palembang saat gelaran acara “Pendataan 17 Subsektor Ekraf” di The Zuri Hotel, Palembang, kemarin. -foto: kris/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Palembang merupakan salah satu kota kreatif nasional yang ditetapkan Kemenparekraf sejak tahun 2018. Namun sayang hingga kini Palembang belum punya data valid berkenaan jumlah pelaku ekonomi kreatif (ekraf) yang ada di 17 subsektor.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Kgs Sulaiman Amin, menyayangkan hal tersebut. Padahal sektor ekraf memiliki peranan tak kalah penting dalam menggerakkan pariwisata dan perekonomian secara menyeluruh. Apalagi untuk menjadi kota kreatif itu tidak mudah bagi Palembang, melihat kondisi Metropolis yang minim destinasi wisata alam. 

“Kalkulasinya hanya 12,4 persen saja, jauh dibandingkan sektor sejarah dan kuliner dengan persentase 64,24 persen,” ujar Sulaiman saat membuka acara “Pendataan 17 Subsektor Ekraf” di The Zuri Hotel, Palembang, Selasa (1/10) pagi.

Sulaiman menyebut fasilitas pendukung dengan ketersedian gedung atau bangunan yang  menyiapkan semua fasilitas untuk pengembangan ekonomi kreatif masih kurang. Studi komparasi di Kota Bandung beberapa waktu lalu, dirinya melihat dukungan penuh dari pemerintah menumbuhkan ekonomi kreatif yang ada di Bandung dengan membangun gedung berlantai 17 untuk 17 subsektor berikut fasilitas lengkap dan semua digratiskan. 

BACA JUGA:Yang Penting Enjoy, Dapat Sehat-Bugar. Sekjen Komite Ekraf Palembang Ikut Musi Run Kategori 5K

BACA JUGA:KEREN DECH! Menparekraf Rancang Tourism Fund Rp2 Triliun, Sumatera Ekspres Support Lewat Event APDW

"Ini yang terus kita upayakan, sehingga hal ini menjadi tempat yang nantinya sebagai sarana promosi, sekaligus tempat berkumpul dan berbagi pengalaman untuk pengembangan ekonomi kreatif dan 17 subsektor yang ada," terangnya. Untuk itu, dia berharap melalui upaya pemetaan ini bisa mendapatkan data akurat jumlah ekraf di Palembang. Kemudian mendapatkan data valid, tentunya harus dilakukan secara per item di semua subsektor.

"Kelemahan kita tidak punya data, setiap kali ditanya data tidak ada. Harapannya selama pendataan ini bisa memberikan informasi sebagaimana yang kita inginkan dan jangan ditutup-tutupi. Termasuk juga kendala sekaligus jaringan yang ada," ucap Sulaiman. 

Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) sekaligus narasumber acara, Dr Sri Rahayu SE MM, mengungkapkan ekonomi kreatif salah satu utamanya meningkatkan nilai tambah produk yang sudah ada. Namun demikian, tentunya hal ini harus dibarengi kreativitas dan inovasi pelaku usahanya. “Sehingga produk itu berbeda dengan yang lain dan memiliki nilai lebih dari yang sudah ada. Baik itu produk, kemasan hingga pengolahannya. Di sinilah dituntut kreativitas kita berinovasi menghasilkan produk baru tersebut," pungkasnya. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan