Kontroversi Pasukan Berani Mati Bela Jokowi, 20 Ribu Pendukung Siap Hadiri Apel Besar, Ancaman atau Loyalitas?
Ilustrasi Pasukan Berani Mati Bela Jokowi siap menggelar apel besar dengan 20 ribu pendukung, namun keberadaan mereka memicu kontroversi dan kritik tajam. Foto: ilustrasi--
Mereka mengklaim bahwa tindakan mereka adalah bentuk loyalitas dan komitmen untuk menjaga presiden hingga akhir masa jabatannya pada 20 Oktober 2024.
Namun, kelompok ini juga menuai kontroversi dan kritik.
Beberapa pihak menilai bahwa loyalitas mereka seharusnya ditujukan untuk membela negara secara keseluruhan, bukan individu tertentu.
Ada juga kekhawatiran bahwa keberadaan kelompok ini bisa memicu ketegangan dan potensi kerusuhan.
'Pasukan Berani Mati Bela Jokowi' terbentuk sebagai reaksi terhadap berbagai ancaman yang dianggap bisa mengganggu stabilitas dan keamanan Presiden Joko Widodo dan keluarganya. Kelompok ini dipimpin oleh Sukodikdo Wardoyo dan mengklaim memiliki sekitar 20 ribu anggota.
Pembentukan kelompok ini diumumkan melalui media sosial dan media mainstream, dengan rencana apel besar-besaran yang akan diadakan pada 22 September 2024 di Jakarta.
Mereka menyatakan komitmen untuk menjaga Jokowi dari ancaman yang mereka anggap berbahaya.
Namun, keberadaan kelompok ini juga menuai kontroversi dan kritik dari berbagai pihak yang menilai bahwa loyalitas mereka seharusnya ditujukan untuk membela negara secara keseluruhan, bukan individu tertentu.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Minta TNI-Polri Bawa Semangat Transformasi IKN ke Daerah
Reaksi masyarakat terhadap pembentukan 'Pasukan Berani Mati Bela Jokowi' cukup beragam dan penuh dengan kontroversi:
Dukungan
Ada sebagian masyarakat yang mendukung kelompok ini karena mereka melihatnya sebagai bentuk loyalitas dan komitmen untuk menjaga stabilitas dan keamanan presiden hingga akhir masa jabatannya.
Pendukung ini percaya bahwa tindakan kelompok ini diperlukan untuk melindungi Jokowi dari ancaman yang dapat mengganggu stabilitas negara.
Kritik