Miris, Siswi SMA di Palembang Alami Trauma Mendalam Akibat Bullying, Ayah Korban: Masih Sering Muntah Darah

Reporter: Tommy |

Editor: Alfery |

Jumat , 30 Aug 2024 - 13:50

Ilustrasi Aksi Bullying (perundungan) -Foto: Sumateraekspres.id-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kasus bullying kembali menimpa pelajar di Kota Palembang. Kali ini menimpa Z (16) siswi sebuah SMA Swasta di kawasan Seberang Ulu, Palembang, dia mengalami pemukulan bahkan diinjak-injak diduga oleh N (17) siswi sebuah SMA Negeri juga dikawasan Seberang Ulu, Palembang.

Kasusnya terkuak setelah Hendra Winata, ayah dari Z speak up kepada Sumateraekspres.id yang menjumpainya di PN Palembang Kelas IA Khusus.

"Kami cuma minta keadilan yang seadil-adilnya pak," cetus Hendra, Kamis, 29 Agustus 2024.

Dia mengungkapkan kasus yang menimpa anaknya saat ini sudah memasuki tahap persidangan bahkan tinggal menunggu putusan majelis hakim.

Hendra Winata, ayah dari Z (16), siswi yang menjadi korban bullying di salah satu sekolah swasta kawasan sebrang Ulu Palembang. -Foto: Tommy/Sumateraekspres.id-

"Seharusnya hari ini (Kamis 29 Agustus 2024) putusan, tapi sidang ditunda karena majelis ada kesibukan," ungkapnya.

Hendra menjelaskan kasusnya terjadi 5 April 2024 silam. Kala itu anaknya yang hendak pulang sekolah dan sudah diatas sepeda motor, diserang oleh N.

"Rambut anak saya dijambak hingga terjatuh dari motornya, dia kemudian dianiaya, diinjak-injak oleh N, kalau tidak percaya, lihat saja videonya," ucap Hendra sembari memperlihatkan sebuah video yang didalamnya terdapat video penganiayaan yang dialami sang anak, Z kepada Sumateraekspres.id.

Hendra menuturkan, awalnya dia mendapat kabar dari guru anaknya, setelah di cek ternyata permasalahan tersebutlah yang menimpa anaknya.

Tak terima, ia kemudian melaporkan kasus tersebut kepihak berwajib hingga berujung di persidangan dengan N menjadi terdakwa.

miris, siswi sma di palembang alami trauma mendalam akibat bullying, ayah korban: masih sering muntah darah                            palembang, sumateraekspres.id - kasus bullying kembali menimpa pelajar di kota palembang. kali ini menimpa z (16) siswi sebuah sma swasta di kawasan seberang ulu, palembang, dia mengalami pemukulan bahkan diinjak-injak diduga oleh n (17) siswi sebuah sma negeri juga dikawasan seberang ulu, palembang. 
kasusnya terkuak setelah hendra winata, ayah dari z speak up kepada sumateraekspres.id yang menjumpainya di pn palembang kelas ia khusus.
"kami cuma minta keadilan yang seadil-adilnya pak," cetus hendra, kamis, 29 agustus 2024.
dia mengungkapkan kasus yang menimpa anaknya saat ini sudah memasuki tahap persidangan bahkan tinggal menunggu putusan majelis hakim.
baca juga:dugaan kasus bullying di sekolah elit palembang, orang tua tempuh jalur hukum, ini ceritanya!
baca juga:kejati sumsel gencarkan jaksa masuk sekolah, sosialisasikan pencegahan judi online dan cyberbullying 
hendra winata, ayah dari z (16), siswi yang menjadi korban bullying di salah satu sekolah swasta kawasan sebrang ulu palembang. -foto: tommy/sumateraekspres.id-
"seharusnya hari ini (kamis 29 agustus 2024) putusan, tapi sidang ditunda karena majelis ada kesibukan," ungkapnya. 
hendra menjelaskan kasusnya terjadi 5 april 2024 silam. kala itu anaknya yang hendak pulang sekolah dan sudah diatas sepeda motor, diserang oleh n.
"rambut anak saya dijambak hingga terjatuh dari motornya, dia kemudian dianiaya, diinjak-injak oleh n, kalau tidak percaya, lihat saja videonya," ucap hendra sembari memperlihatkan sebuah video yang didalamnya terdapat video penganiayaan yang dialami sang anak, z kepada sumateraekspres.id.
hendra menuturkan, awalnya dia mendapat kabar dari guru anaknya, setelah di cek ternyata permasalahan tersebutlah yang menimpa anaknya.
tak terima, ia kemudian melaporkan kasus tersebut kepihak berwajib hingga berujung di persidangan dengan n menjadi terdakwa.
baca juga:waspada bullying, bikin anak kehilangan percaya diri hingga ketakutan
baca juga:kasus bullying di prabumulih meningkat. ada yang tak mau lagi sekolah hingga berobat ke psikiater
"dia dituntut tiga bulan cuma wajib lapor pak, kami khawatir kalau seperti ini takutnya tidak ada keadilan bagi anak kami. sampai sekarang dia masih trauma, bahkan masih sering muntah darah," tukas hendra.
terkait pemicu kekerasan yang diterima anaknya, hendra menyebut karena selisih paham di media sosial.
"anak saya cuma jadi sasaran salah paham pak, hpnya dimainkan temannya, dia kemudian didatangi disekolahnya oleh n dan kawan-kawannya, mereka berenam saat itu," ucapnya.
persidangan tersebut sendiri berlangsung tertutup karena melibatkan anak dibawah umur sebagai terdakwa.
"kami gak minta banyak, cuma keadilan saja. sebab sampai sekarang dari pihak sana, jangankan upaya mau damai, minta maaf dan mengobati anak kami saja tidak," pungkasnya.