Kemenkes Sebut Tengah Periksa Lima Kasus Suspek Cacar Monyet

Reporter: Englia |

Editor: Englia |

Kamis , 29 Aug 2024 - 07:00

SUSPEK: Kemenkes kini tengah memeriksa lima kasus suspek cacar monyet. FOTO: wikiedia--

SUMATERAEKSPRES.ID-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini tengah melakukan pemeriksaan pada lima pasien suspek cacar monyet (Mpox) yang ditemukan di Indonesia.

Pasien itu berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, NTB, dan Sulawesi Selatan.

"Ini masih kita tunggu. Tapi sampai saat ini kita belum menemukan Varian 1B," kata Plt Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI dr. Siti Nadia Tarmizi melansir RRI. 

Lebih lanjut ia mengtakan, kelima pasien suspek tersebut tidak termasuk dalam 88 kasus Mpox.

Namun begitu, kata Siti, kemenkes tetap mengantisipai masuknya varian 1B ke Indonesia yang sangat mungkin terjadi.

"Ini karena ada mobilitas pergerakan. Selain itu, virus itu bermutasi dengan sendiirinya," tambahnya. 

Selain itu, Siti menyatakan belum ada informasi penularan Mpox terjadi melalui droplet seseorang berdasarkan pernyataan dari organisasi kesehatan dunia WHO.

"Kalau droplet sampai saat ini dikatakan WHO belum cukup bukti yang cukup kuat," ucapnya.

Kata dia, selama ini penularan Mpox terjadi karena kontak langsung.

Sementara kalau kemungkinan terjadinya wabah atau peningkatan kasus mungkin sifatnya lokal.

kemenkes sebut tengah periksa lima kasus suspek cacar monyet                            sumateraekspres.id-kementerian kesehatan (kemenkes) kini tengah melakukan pemeriksaan pada lima pasien suspek cacar monyet (mpox) yang ditemukan di indonesia. 
pasien itu berasal dari jakarta, jawa barat, yogyakarta, ntb, dan sulawesi selatan.
"ini masih kita tunggu. tapi sampai saat ini kita belum menemukan varian 1b," kata  plt kepala biro komunikasi kemenkes ri dr. siti nadia tarmizi melansir rri. 
lebih lanjut ia mengtakan, kelima pasien suspek tersebut tidak termasuk dalam 88 kasus mpox. 
namun begitu, kata siti,  kemenkes tetap mengantisipai masuknya varian 1b ke indonesia yang sangat mungkin terjadi.
baca juga:apakah perawatan cacar monyet alias mpox ditanggung bpjs kesehatan? ini jawabannya!
baca juga:ini daftar negara yang telah konfirmasi kasus cacar monyet
"ini karena ada mobilitas pergerakan. selain itu, virus itu bermutasi dengan sendiirinya," tambahnya. 
selain itu, siti menyatakan belum ada informasi penularan mpox terjadi melalui droplet seseorang berdasarkan pernyataan dari organisasi kesehatan dunia who. 
"kalau droplet sampai saat ini dikatakan who belum cukup bukti yang cukup kuat," ucapnya.
kata dia, selama ini penularan mpox terjadi karena kontak langsung. 
sementara kalau kemungkinan terjadinya wabah atau peningkatan kasus mungkin sifatnya lokal. 
baca juga:waspada, thailand konfirmsi kasus pertama cacar monyet
baca juga:awas, sudah ditemukan 88 kasus cacar monyet di indonesia sejak tahun 2022
"memang kalau kita lihat ini bukan seperti covid yang mudah sekali menular. diketahui, kalau covid itu penularannya melalui udara," tukasnya.
"sementara untuk mpox (cacar monyet) penularannya melalui kontak langsung. artinya sentuhan antara kulit dengan kulit," tambahnya lagi.
lebih lanjut ia mengungkapkan, penularan penyakit tersebut terjadi saat  berhubungan dekat atau pada saat melakukan hubungan seksual.  
"berhubungan langsung mukosa dengan mukosa di saat orang berciuman," katanya.
berdasarkan data kemenkes, menurutnya, sebanyak 88 kasus mpox yang ditemukan di indonesia.
baca juga:cacar monyet belum ada obat, daya tahan lemah, anak-anak lebih mudah tertular 
baca juga:warning, who sebut wabah cacar monyet sudah menyebar ke banyak negara
sejak tahun 2022 sampai dengan 2024 itu umumnya ditemukan pada orang dewasa. 
"kalau kita lihat 97 persen itu adalah laki-laki. sementara yang perempuan itu hanya dua orang, itu pun tertular dari  suaminya," ujarnya.  
lebih lanjut, siti menyebut kurang lebih 53 kasus mpox ini berasal dari kelompok berperilaku seks berisiko. 
seperti, seks menyimpang lelaki dengan lelaki. 
sedangkan 62 persennya karena memiliki gangguan imunitas di tubuhnya.  
"jadi memang kalau kita lihat gambaran seperti ini masih ada pada kelompok populasi tertentu karena perilaku seks yang berisiko," tutupnya.(lia)