Diserang Penggerek Tongkol, Biji Jagung Rusak
TURUN LANGSUNG: Petugas POPT saat turun langsung ke kebun jagung milik warga di Kelurahan Moneng Sepati Kecamatan Lubuklinggau Selatan. FOTO: PENYULUH FOR SUMEKS--
LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID – Lahan seluas 2,25 hektare di Kelurahan Moneng Sepati Kecamatan Lubuklinggau Selatan kini ditanami tanaman jagung.
Saat ini tanaman tersebut berusia sekitar 74 hingga 77 hari setelah tanam. Varietas jagung yang ditanam merupakan varietas pioneer 35 dan Bisi 18.
BACA JUGA:Jagung Sudah Tumbuh, Saatnya Nugal Pupuk
BACA JUGA:Musim Kemarau, Panen 2 Ton Jagung Manis
Sayangnya, saat ini ada organisme pengganggu tanaman (OPT) dikebun jagung tersebut. Hasil monitoring yang dilakukan Petugas POPT (Yusriadi, S.P) dan PPEP POPT (Nining Yuliana, S.P), tanaman jagung tersebut diserang penggerek tongkol.]
‘’Luas serangan sekitar 0,25 hektare dengan intensitas serangan 1,2 persen,’’ ujar Yusriadi.
Penggerek Tongkol disebut juga Helicoverpa armigera, merupakan hama yang menyerang tongkol atau barisan biji jagung. Hama ini menyerang tanaman jagung sejak pembentukan tongkol jagung.
Dikatakan, gejala serangan penggerek tongkol ditandai dengan rambut tongkol jagung terpotong.
Lalu, ujung tongkol ada bekas gerekan dan biji dalam tongkol menjadi rusak. ‘’Bagian dari biji jagung yang sudah terserang larva akan menjadi hampa dan rusak. Tak ada biji jagung,’’ katanya.
Saat melakukan monitoring, petugas pertanian menemukan musuh alami yaitu Laba-laba, Coccinellidae, Paederus dan Capung.
‘’Terkait serangan penggerek tongkol ini kita minta petani melakukan pengendalian dengan menggunakan APH Beauveria bassiana,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Dibuang Sayang, Air Rebusan Jagung Cegah Penyakit Kronis, Tingkatkan Kesehatan Jantung
BACA JUGA:Perhatikan Tipe Tanah dan Ketersediaan Air, Tanam Jagung di Musim Kemarau
Dikatakan, jika luas serangan dan intensitas serangan meningkat segera lakukan pengendalian dengan pestisida kimia berbahan aktif Emamektin benzoat.