Perhatikan Tipe Tanah dan Ketersediaan Air, Tanam Jagung di Musim Kemarau
MEMANTAU: Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Indralaya, Aldi saat memantau lahan yang sedang mengolah tanah dengan traktor untuk persiapan sebelum tanam bibit jagung. -andika-
INDRALAYA - Menanam jagung pada saat musim kemarau masih bisa diupayakan. Asalkan mempertimbangkan beberapa faktor, khususnya tipe lahan dan ketersediaan air yang mencukupi. Namun, bila menanam jagung pada kondisi hujan ataupun air yang berlebih juga tidak cocok untuk pertumbuhan.
Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Indralaya, Aldi mengatakan sebagian petani di Indralaya saat ini tengah menanam jagung pipil. “Salah satunya yang kita pantau saat ini di lahan pak Aris, sedang olah tanah dengan traktor. Persiapan sebelum tanam bibit jagung,” ungkapnya.
Curah hujan yang cocok dan dibutuhkan untuk bertanam jagung sekitar 100 hingga 200 mm per bulannya. Apabila memang tidak pernah turun hujan, maka dibutuhkan pengairan yang rutin secara efektif dan mencukupi.
BACA JUGA:Kiat Olah Tanah Tanam Jagung, Hasil Memuaskan
“Untuk lahan di kebun pak Aris ini agak tergolong rendah. Air tanahnya cukup tinggi, dekat dengan permukaan. Jadi untuk ketersediaan air tanam jagung di saat musim kemarau Insya Allah mencukupi,” tukasnya.
Meskipun lebih adaptif dalam lingkungan yang kering, lanjutnya, tanaman jagung tetap memerlukan pasokan air yang cukup pada fase atau tahapan tertentu dalam pertumbuhannya. Terutama pada saat fase pembungaan dan pengisian biji.
Periode pertumbuhan tanaman jagung yang membutuhkan pengairan dibagi menjadi lima fase. Di antaranya yaitu fase pertumbuhan awal (fase 0 selama 15-25 hari), fase vegetatif (fase 1 selama 25-40 hari), fase pembungaan (fase 2 selama 15-20 hari), fase pengisian biji (fase 3 selama 35-45 hari), dan fase pematangan (fase 4 selama 10-25 hari).
BACA JUGA:Bantu Bibit Jagung di Atas Lahan 800 Ha
BACA JUGA:Mengonsumsi Jagung Secara Rutin, Ini 6 Manfaat yang Bisa Didapat
Selain itu, lanjutnya, penting diperhatikan adalah pengairan yang cukup pada titik kritis. Yaitu masa awal tumbuh, pembungaan, dan pengisian biji.
‘’Penggunaan varietas jagung yang tahan dalam kondisi lingkungan kering juga sangat dianjurkan. Penggunaan varietas yang tahan kekeringan, bercocok tanam di musim kemarau dengan ketersediaan air yang terbatas akan lebih memudahkan bagi petani,” terangnya.
Disebutkan, beberapa varietas jagung yang bisa dijadikan pilihan saat musim kemarau yaitu, jagung super hibrida BISI 18, BISI 79, BISI 99 dan sebagainya. ‘’Ini varietas yang bisa digunakan jika kita menanam jagung di musim kemarau,’’ ujarnya. (dik)