https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Epilepsi Bisa Diderita Semua Usia, Kejang Berulang dengan Episode Berbeda

dr Julius Anzar SpA(K)-foto: sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Epilepsi adalah kejang  berulang pada sebagian atau seluruh tubuh akibat gangguan pada pola aktivitas listeik di otak. Penyakit ini tidak menular dan dapat terkontrol denga  pengobata  yang rutin dan tepat. 

Dokter Spesialis anak RSMH Palembang sekaligus Ketua IDAI Cabang Sumsel, dr Julius Anzar SpA(K), mengatakan,  seseorang dinyatakan menderita epilepsi jika pernah mengalami kejang lebih dari satu kali tanpa penyebab yang jelas. "Epilepsi dapat diderita oleh semua kelompok usia, tetapi biasanya dimulai saat masih anak-anak atau saat berusia lebih dari 60 tahun," terangnya. 

Katanya,  epilepsi merupakan bangkitan kejang yang terjadi berulang.  Berulang itu dalam episode yang berbeda. "Nah ini diakibatkan karena ada muatan listrik kalau di otak ini ada  listrik yang berlebihan di otak yang menyebabkan tidak sinkronnya dalam gerakan akhirnya kita melihatnya kelojotan otot-otot tadi"ujarnya, seraya mengatakan,   salah satu  kejadian epilepsi yang paling sering di jumpai oleh masyarakat. 

Lanjutnya,  masyarakat sering melihat serangan kejang itu kayak ada air liur berbusa. Nah, itu yang dibilang ini kayaknya kerasukan setan dan sebagainya padahal tidak,  itu  memang serangan yang menyebabkan semua otot  kaku. "Busa dan Air liur  dipicu karena  ada muatan berlebihan di dalam otak," ucapnya. 

BACA JUGA:Epilepsi Bisa Diderita Semua Usia, Kejang Berulang Dengan Episode Berbeda

BACA JUGA:Tragis, Diduga Idap Epilepsi dan Kambuh, Pedagang Mainan Ini Jatuh dari Jembatan Lambidaro dan Meninggal

Lalu bagaimana pilepsi bisa terjadi pada anak ? Dia menjelaskan faktor penyebab epilepsi paling banyak pada anak yakni ada masalah pada saat anak lahir atau didalam kandungan." Misal, saat lahir  tidak langsung menangis.  Seringkali ini ke depannya bisa membuat anak kejang, bahkan, bayi yang tidak menangis saja bisa terjadi kejang yang terus berlanjut yang kadang kalah menyebabkan kecacatan,"sabungnya. 

Dia juga membenarkan adanya hubungan antara kesehatan anak sejak dalam kandungan terhadap epilepsi. Karenanya, mengetahui kesehatan bayi dan ibu hamil pada tri semester itu ia menganjurkan memeriksakan kandungannya. 

"Iya harusnya di cek jadi kita harus rajin mengecek ya kalau di daerah memang belum ada dokter bisa bidan. Dari sana kalau bidan lihat kayaknya ada sesuatu kelainan atau ibunya ada keluhan  harus segera konsul ke dokter obsestri genekologi. kalau di rumah sakit Muhammad Husin ada dokter yang memang bisa mendeteksi bayi dari dalam kandungan melihat kelainan-kelainan yang mungkin terjadi pada bayi,”paparnya. 

Dengan rutin memeriksakan kandungannya diharapkan bisa mengetahui lebih dini kelainan-kelainan pada bayi."Bukan epilepsi nya tapi kelainan otak yang bisa nanti salah satunya mengarah kepada epilepsi,"katanya. 

BACA JUGA:Epilepsi Bisa Picu Hiperseksualitas, Apa Iya? Ini Kata Ahli

BACA JUGA:Penderita Rematik, Gangguan Pernafasan dan Epilepsi Wajib Waspada Jika Mandi Malam, Ini Penjelasannya

Selain itu katanya,  juga mengatakan epilepsi pada anak tidak hanya bisa terjadi sejak masih dalam kandungan. "Pada saat anak sudah lahir, lalu dia trauma kebentur kepala. Habis terbentur kepala kejang berikutnya masih kejang kan dia masa tumbuh kembang nah itu terjadi epilepsi atau dia radang otak yang memang keluarnya jelas atau ada mungkin hydrocephalus dan sebagainya yang ada di otak yang menyebabkan manifestasi yang salah satunya kejang," ujar dia.

Menurutnya, salah satu tanda epilepsi yang bisa dikenali yakni bayi tidak menangis sebab bayi tidak menangis karena oksigenisasi ke otaknya jadi berkurang. "Rusaknya  otak semakin lama dia tidak menangis salah satunya semakin banyak sel-sel otaknya yang rusak," katanya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan