Bahas Kendala Lahan Tol Kapal Betung, Target Fungsional Akhir Tahun 2024
TINJAU: Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi ketika meninjau progress ruas tol Kapal Betung, belum lama ini-foto: kris/sumeks-
Ada hal menarik dalam pengerjaan Seksi 3 tol Bayung Lencir-Tempino sepanjang 33 km. Beberapa ratus meter dari ruas tersebut menggunakan Geofoam sebagai pengganti tanah. Geofoam tersebut digunakan sepanjang 200 meter dari arah Jambi menuju Palembang dan 200 m dari arah Palembang menuju Jambi, tepatnya di km 141.
Ini merupakan kali kedua Geofoam digunakan untuk pembangunan jalan tol di Indonesia. “Jalan tol pertama yang menggunakan Geofoam yaitu tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu),” ujar Kasatker PJBH Provinsi Jambi Benny Christiawan.
BACA JUGA:H-2 Lebaran Sudah 119.569 Kendaraan Lewati Tol Kapal Betung
BACA JUGA:Juni, Ruas Tol Kapal Betung Beroperasi
Tujuan penggunaan geofoam pada Tol Jambi Betung karena terdapat bagian tanah yang labil karena berair. Kondisi ni tidak bisa ditangani dengan urugan atau konstruksi biasa. "Geofoam merupakan material expanded polystyrene berupa high density polysturene yang berbentuk balok-balok berbobot ringan, dan tidak merubah kekuatan jalan yang kita bangun," jelas dia.
Teknologi Geofoam sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil. “Cocok untuk keperluan konstruksi berat, tahan lama, dan umur pemakaian sangat panjang,” tuturnya.
Diketahui, Jalan Tol Betung-Tempino-Jambi yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dengan panjang keseluruhan yakni 169,9 km. Tol ini dibangun secara bertahap. Dibagi menjadi 4 seksi meliputi Seksi Betung-Tungkal Jaya, Tungkal Jaya-Bayung Lencir, Bayung Lencir-Tempino, dan Tempino-Sp. Ness.
Saat ini tengah dilakukan pembangunan Seksi 3 Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino sepanjang 34 km. Jadi tol pertama di Provinsi Jambi. Progres konstruksi Seksi 3 Jalan Tol Bayung Lencir-Tempino ditargetkan selesai tahun ini.