Sekolah Arahkan Siswa ke Potensial IQ
Tanggapan SMA Negeri 18 Palembang terhadap penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa-foto: neni/sumeks-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah mengumumkan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di seluruh SMA Indonesia.
Kepala SMA Negeri 18 Palembang, H Heru Supeno SPd MSi, mengatakan, rencana kebijakan penghapusan jurusan di seluruh SMA merupakan hal positif, apalagi berdasarkan informasi negara lain sudah menerapkannya lebih dulu.
"Yang diperlukan pada Abad 21 ini adalah kompetensi. Artinya jurusan IPA, IPS, Bahasa harus menyatu. Kompetensi anak tidak bisa dipisahkan dengan program penjurusan. Kompetensi adalah holistik dan terintegrasi antara literasi keilmuan IPA , IPS, dan Bahasa," ujarnya, kemarin (22/7).
Dikatakan, jika ketiga kemampuan terintegrasi akan menampilkan performa bakat dan minat anak sesungguhnya. "Tugas sekolah mengarahkan kemampuan potensial IQ, sikap, pengetahuan, dan keterampilan ke bakat dan minat sesuai dengan yang dicita-citakan," ucapnya lagi.
Ia menyebut untuk menyiasatinya, SMAN 18 sendiri akan mengajarkan materi IPA dan IPS secara terintegrasi atau bergantian yang diatur dalam jadwal terpisah. "Bisa juga kita mengajarkannya secara paralel, terpisah seperti mata pelajaran yang berbeda-beda. Tapi ini perlu dikaji di bidang kurikulum sekolah," sambung dia.
BACA JUGA:Romo Benny Mendorong Pentingnya Pendidikan Pancasila untuk Membangun Karakter Bangsa
Ketua Dewan Pendidikan Kota Palembang, Dr H Ahmad Zulinto SPd MM, mengatakan, hal terpenting bagaimana mempersiapkan siswa setelah lulus untuk masuk perguruan tinggi. "Kita kan berpikirnya ke perguruan tinggi, anak SMA itu setelah tamat dia harus melanjutkan ke pendidikan tinggi. Di PT, mereka justru dihadapkan dengan jurusan-jurusan prodi yang berhubungan dengan apa yang dipelajari sebelumnya,” bebernya.
Kalau selama ini ada IPA, sains sedangkan misalnya ia harus memasuki jurusan Ilmu Kedokteran, tentu ilmu sains itu sangat diperlukan. Maka dari SMA ia tentu harus merujuk ke sana pembelajarannya. “Dari sini saya melihat apakah tingkat kebijakan pemerintah sudah tepat atau sebaliknya," ucapnya. Harapannya semoga apa yang menjadi kebijakan pemerintah merupakan hal baik bagi para siswa.