Hiduplah Sesuka Sesungguhnya Engkau Akan Jadi Mayit
Oleh: Dr H Syarif Husain, SAg MSi (Dosen/Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Palembang)--
Ada tiga hal yang akan mengikuti mayit sampai ke kubur. Dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta, dan amalnya.
Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya. (HR. Bukhari dan Muslim). Maka disaat kita mencintai sesuatu apapun dan siapapun, ingatlah suatu saat kita akan berpisah dengannya, pasti.
Ketiga, Berbuatlah sekehendakmu tapi ingat semua akan ada balasannya. Apapun yang kita kerjakan tidak akan pernah luput dari pengawasan Allah. Sesungguhnya Allah senantiasa menjaga dan mengawasi kamu (QS. An-Nisa: 1)
Sekecil dan sebesar apapun perbuatan kalian, baik maupun buruk, pasti akan ditampakkan hasilnya, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Zalzalah ayat 7-8:ُ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Lalu komitmen Jibril bersama Nabi yang harus diamalkan oleh kaum muslimin adalah kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malam. Mukmin yang benar-benar mengharap ridha Allah Swt. adalah yang senantiasa merindukan kehadiran Allah pada saat ia beribadah.
Ia tidak merasa puas dengan shalat berjama’ah, ia ingin menambah entitas ibadahnya dengan shalat tahajjud. Ia temui dalam keheningan malam, ia bermunajat, beribadah bahkan ia memohon dengan linangan air mata mengadu kepada sang Khaliq, Dzat yang telah menciptakannya.
Seseorang yang berdzikir kepada Allah di saat sendirian kemudian berlinanglah air matanya. (HR. Muslim). Itulah tanda kemulian yang akan diraih seseorang apabila mampu melakukan ritual ibadah yang istimewa. Harkat dan martabat akan dianugerahkan Allah kepadanya. Inilah janji Allah kepadanya:َ
Hendaknya kalian menghidupkan malam, karena merupakan kebiasaan orang saleh sebelum kalian, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Rabb kalian, juga sebagai penghapus kesalahan, mencegah dari perbuatan dosa, serta guna mengusir penyakit dari badan. (HR. At-Tirmidzi)
Lalu yang terakhir komitmen Rasulullah dengan Jibril dalam penjelasan hadits tersebut adalah: Kehormatan seorang mukmin adalah pada saat ia tidak lagi bergantung pada manusia.
Komitmen antara Rasulullah dan Jibril ini maknanya adalah orang mukmin tidak akan menggantungkan hajatnya dan keperluannya kepada sesama manusia.
Ia selalu pasrah kepada Allah, ia selalu bertawakkal kepada-Nya dalam setiap langkah dan perbuatannya. Jiwa qana’ah dan zuhud telah menjadi simbol dalam titian kehidupannya.
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka hanya bagi Allahlah kemuliaan itu semuanya. (QS. Fathir: 10). Dalam hadits Rasulullah Saw., bersabda: Merasa cukuplah kamu dari manusia (jangan memperlihatkan seakan-akan kita butuh kepada manusia) walaupun hanya dengan gosokan siwak (minta diambilkan siwak). (HR. At- thabrani).
Allah mengajari kita melalui Nabi Muhammad Saw., langsung Jibril mendatangi Rasulullah dalam suatu kesempatan tentang tatacara menjalani kehidupan ini.