Peralihan Musim, Waspada Ulat Grayak
MONITORING: Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Indralaya Utara, Aprianto saat memonitoring lahan jagung yang berada di Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir. - FOTO: ANDIKA/SUMEKS-
INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Ulat grayak merupakan salah satu hama yang sering menyerang tanaman jagung. Selain jagung, ulat grayak juga dapat merusak tanaman lain seperti padi, sorgum, dan kacang-kacangan.
Peralihan musim antara penghujan ke kemarau atau sebaliknya biasanya jadi waktu dominan bagi hama ulat grayak menyerang tanaman jagung. Seperti yang terjadi di lahan pertanaman jagung di Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara, Ogan Ilir.
Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Indralaya Utara, Aprianto mengatakan hama ulat grayak merupakan salah satu kendala yang dihadapi petani jagung. "Hama ulat banyak sekali memakan daun dan barang jagung. Karena sekarang ini musim hujan panas. Biasanya ulat yang menyerang tanaman makin meningkat. Akibatnya, petani mengeluarkan biaya produksi yang cukup besar untuk pengendalian hama ulat ini," jelas Aprianto.
Ulat grayak membentuk pupa dalam tanah. Oleh karena itu, pengolahan tanah dengan baik dan pembakaran sisa tanaman atau gulma dapat membantu mengendalikan hama ini.
Populasi ulat grayak bisa meledak secara tiba-tiba. Menggunakan insektisida seperti monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorvos, sianofenfos, dan karbaril dapat efektif mengendalikan ulat grayak. "Karena serangan ulat datang secara luas dan tiba-tiba sebelum dilakukan pencegahan. Maka, kelompok petani Sumber Rezeki Makmur menggunakan racun ulat atau insektisida untuk menangani serangan," ungkapnya.
BACA JUGA: Waspada, Ini yang Terjadi jika Tanaman Jagung Diserang Hama Ulat Grayak Frugiperda
BACA JUGA:Lakukan Gerdal , Kendalikan Ulat Grayak
Gejala serangan ulat grayak pada tanaman jagung menggigit daun dan membuat lubang-lubang kecil. Daun yang rusak akan tampak berlubang dan mengering. Ulat grayak juga dapat memotong pucuk tanaman jagung. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terganggu.
Biasanya ada kotoran ulat berupa butiran-hitam di sekitar tanaman jagung. Ini adalah tanda adanya serangan ulat grayak. "Racun ulat tadi ditangani petani Sumber Tezeki Makmur mengunakan insektisida sistemik racun kontak dengan bahan aktif klorantranilippol 50g/l," sebut Aprianto.
Klorantraniliprol adalah insektisida buatan yang termasuk dalam kelas pestisida diamida anthranilic. Kegunaannya mampu mengendalikan hama ulat atau larva ngengat dan kupu-kupu, serta beberapa kumbang dan serangga "sejati" seperti kutu daun dan kutu ludah.
Meskipun paparan klorantraniliprole melalui kontak kulit atau tertelan secara tidak sengaja dalam jangka pendek dan menengah diperkirakan aman dan tidak menimbulkan bahaya. Namun, karena merupakan bahan racun kimia, dianjurkan agar penggunaannya tetap diwaspadai. "Sedangkan untuk pengendalian gulmanya menggunakan herbisida berbahan aktif antrazin 500g/l ditambah bahan aktif mesotrion 60g/l," beber Apri.
Selain hama serangga, pengendalian rumput di sekitar tanaman juga harus dikontrol. Agar penyerapan nutrisi pupuk dapat maksimal diserap tanaman. Tanpa berbagi dengan pertumbuhan rumput. Selain itu, keberadaan gulma juga jadi perantara bagi hama untuk bernaung dan naik ke tanaman. (*)