https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Digitalisasi UMKM, Bank Sumsel Babel Lipatgandakan Omset Degla Mbak Yenni

PAMERAN : UMKM Degla Mbak Yenni pameran produk dogan jelly bersama Bank Sumsel Babel Muratara saat event pameran di Festival Danau Rayo, Desa Sungai Jernih, Kabupaten Muratara.-Foto : Yenni for Sumateraekspres.id-

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Kendati berada jauh di Desa Sungai Jauh, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Muratara, Provinsi Sumsel, UMKM Degla Mbak Yenni tetap mampu eksis, salah satunya berkat mengadopsi teknologi digital yang berkembang sampai pelosok negeri, QRIS Bank Sumsel Babel (BSB).

Di Taman Pasar Surulangun Rawas Ulu, sang owner Yenni Marantika (43) biasa menjajakan produk degla (dogan jelly) berbagai varian rasa setiap hari. Di sana ia mendirikan booth penjualan serta memajang banner QRIS BSB untuk memudahkan konsumen membayar non tunai. “Sudah setahun belakangan, sejak menjadi mitra binaan BSB saya gunakan QRIS BSB yang fasilitasi pembayaran digital konsumen,” ujar Yenni kepada Sumateraekspres.id, Jumat (28/6).

Transaksinya gampang, pelanggan tinggal memindai (scan) barcode QR Code atau QRIS lalu memasukan nilai pembelian. “Uangnya otomatis masuk rekening saya di Bank Sumsel Babel. QRIS BSB sangat membantu meningkatkan omset usaha. Sekarang makin banyak yang bayar non cash terutama kalangan generasi muda (milenial)/remaja, pelajar sekolah, mahasiswa yang rata-rata menyukai degla,” ujar Yenni.

Menurutnya, hampir separuh transaksinya di booth penjualan atau outlet di Desa Sungai Jauh dan Jakarta berasal dari QRIS BSB. Tak hanya konsumen, beberapa reseller yang tak bawa uang tunai pun bayar pakai QRIS dan transfer via BSB Mobile. “Saat pameran/bazar UMKM bersama BSB di Muratara, Musi Rawas, Lubuk Linggau, atau Palembang, mayoritas konsumen menggunakan QRIS. Berapun bawa degla, 100-200 butir selalu habis,” lanjutnya.

Ini pula membuat omset Degla Mbak Yenni berlipat ganda. Sebulan ia mampu bukukan omset Rp15 juta, dengan produksi 3-4 ribu degla. “Dogan/kelapa muda ini saya pasok dari petani lokal Muratara. Bahan baku ini kami olah, masak, dan kemas sendiri. Produk degla bisa tahan 3-4 hari karena fresh tanpa bahan pengawet,” terang guru BK SMK Negeri Rawas Ulu ini.


TERIMA QRIS : Setiap hari Yenni buka booth penjualan dogan jelly di Taman Pasar Surulangun dan menerima pembayaran non tunai dengan QRIS. Bank Sumsel Babel memberikan fasilitas QRIS untuk merchant dan mitra binaannya.-Foto : Yenni for Sumateraekspres.id-

Produknya ready setiap hari untuk rasa original, rasa lain atau dengan topping buah sesuai permintaan. “Harga jual mulai Rp20 ribu-Rp50 ribu per buah. Ada pilihan ukuran kecil, sedang, besar, jumbo, dogan kelapa ijo,” sebutnya. Lantaran terus berkembang, kini pemasaran degla tak hanya seputaran Muratara, Yenni menyebut sering kirim ke Lubuk Linggau, Palembang, sampai Lampung.

“Sekali pesanan konsumen 100-200 buah. Saya juga punya puluhan reseller di setiap kecamatan Muratara. Di Jakarta kami punya outlet kerjasama reseller. Di sana sudah produksi sendiri, buahnya dari Tangerang,” tutur Yenni. Penambahan outlet ini tak lepas dari dukungan Bank Sumsel Babel, yang tak hanya menyediakan layanan perbankan digital, juga memberi akses pinjaman lunak.

Jadi Mitra Binaan, Dapat Modal KUR Rp100 Juta  

Yenni cukup surprise ketika Komisaris Utama Bank Sumsel Babel, Eddy Junaidi AR mengomentari postingan promosi degla di Instagram-nya @yeniliantras. “Beliau tanya, mbak Yenni itu apa? Saya bilang, itu degla Pak,” ceritanya. Selain promosi langsung, selama ini ia memang aktif memasarkan di media sosial IG, Facebook, WhatsApp.

Tak lama setelah itu datang karyawan Bank Sumsel Babel Muratara ke outlet sekaligus rumahnya di Desa Sungai Jauh untuk mencicipi dan membeli degla. “BSB memesan beberapa kali. Hingga akhirnya menjadikan saya sebagai UMKM mitra binaan tahun 2023. Saya bersyukur sekali,” ungkapnya.

Yenni merasa ini kesempatan baginya mengembangkan Degla Mbak Yenni, memperluas pasar ke kancah regional, meningkatkan daya saing produk. Apalagi BSB bank pertama yang memberikan pendampingan sekaligus permodalan sejak merintis 2019 silam. “BSB sangat intens dalam hal pembinaan, sering komunikasi. Pas lihat postingan saya di medsos, mereka selalu komentari sampai membeli degla. BSB pun sering mempromosikan dan mengikutsertakan ke pameran,” paparnya.

Selain itu, Yenni mendapat KUR (kredit usaha rakyat) Rp100 juta, berbunga rendah untuk modal usaha berikut spanduk, banner promosi, dan dibikinkan QRIS BSB. Dari modal inilah, Puding Kelapa Degla Mbak Yenni ekspansif, buka outlet baru di Jakarta dan dalam waktu dekat buka lagi di Palembang. “Di Jakarta, produk kita telah masuk restoran, cafe-cafe, minimarket,” imbuh Yenni.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan