Bekali Jemaah 70 Kerikil di Arafah, Sebelum Mobilisasi ke Muzdalifah. Tenda Wukuf Serap Panas

SENAM HAJI : Jemaah haji yang tergabung dalam KBIH MIftahussalam bersama petugas melaksanakan senam di hotel tempat mereka menginap. Senam dalam upaya jaga fisik jemaah tetap bugar jelang puncak haji di Armuzna.-foto: ist-

Tahun ini juga akan diterapkan skema murur dalam pola pergerakan jemaah di masa puncak haji. Murur yaitu mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina. 

Skema murur ini, rencananya akan diikuti oleh 25 persen jemaah haji Indonesia atau sekitar 55 ribu orang. Mereka yang akan diprioritaskan ikut dalam skema murur ini adalah para jemaah dengan risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabiltas, serta para pendamping lansia. 

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Subhan Cholid menjelaskan, penerapan murur ini dilakukan sebagai ijtihad serta ikhtiar untuk menjaga keselamatan jiwa jemaah haji Indonesia. Di samping itu, menurut Subhan, pemerintah juga telah memikirkan bagaimana ritual pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan sesuai dengan syariah. 

“Termasuk, kita juga telah memikirkan penyediaan kerikil untuk lontar jumrah. Jadi, meski pun tidak turun di Muzdalifah jemaah tidak perlu khawatir tidak dapat kerikil. Itu kami bekali sejak jemaah ada di Arafah,” bebernya.

BACA JUGA:55.000 Jemaah Haji Indonesia Mabit di Muzdalifah Skema Murur, Siapa Saja Mereka?

BACA JUGA:Suhu Ekstrem, Temperatur suhu 42-45 drajat. Jamaah Haji Banyak Itikaf di Masjidil Haram

Pihak Mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah. Ini cukup untuk keperluan lontar jumrah Aqobah hingga selesai nafar tsani. Pemberian kerikil ini, lanjut Subhan, akan dilakukan bersamaan dengan pemberian snack berat yang ditujukan sebagai layanan konsumsi di Muzdalifah. 

“Jadi nanti, di saat jemaah di Arafah, akan ada pembagian kantong kerikil beserta snack berat untuk di Muzdalifah. Nah ini dua-duanya dibawa. Jangan ditinggal di Arafah ya,” pesan Subhan. 

Snacknya dikonsumsi oleh jemaah saat di Muzdalifah, terutama bagi mereka yang tidak ikut murur. Sambil menunggu pemberangkatan ke Mina bisa sambil konsumsi snack berat. “Sementara, untuk kantong kerikilnya nanti akan kita gunakan saat melakukan lontar jumrah di Mina,” sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas telah memeriksa kesiapan layanan dan sarana di Armuzna. Meski ditemukan sejumlah kekurangan, Menag memastikan bahwa semua fasilitas untuk jemaah haji (CJH) Indonesia sudah baik. Bahkan lebih baik ketimbang tahun lalu.

Yang pertama didatangi adalah Arafah. Di sana rombongan Menag memeriksa hampir semua fasilitas. Secara umum, Yaqut menyebut fasilitas sudah baik. Salah satunya, ketersediaan MCK. Selain jumlahnya lebih banyak dibanding tahun lalu, space-nya juga lebih luas.

Meski demikian, Yaqut sempat mendapati kekurangan pada toilet-toilet yang diperiksa. Mulai semprotan air yang kurang kuat hingga keran jet washer di sejumlah toilet yang tertutup. Dia meminta semua kekurangan itu diselesaikan sebelum jemaah haji Indonesia masuk Arafah untuk wukuf. ”Namun, secara umum sudah baik,” ujarnya.

BACA JUGA:Panduan Pelaksanaan Dam Haji 2024, Berikut Kriteria dan Standar RPH

BACA JUGA:Tahapan Puncak Haji Armuzna 1445 H Diumumkan, Berikut Tanggal Penting untuk Diperhatikan Jemaah Haji

Pembenahan juga dilakukan terhadap kualitas tenda penginapan bagi jemaah di Arafah. Tahun ini Kemenag menyiapkan tenda-tenda dengan spek yang lebih bagus. Salah satunya berada di maktab 39 yang dicek Menag. Kualitas tenda-tenda di maktab ini memang lebih representatif.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan