Pesawat CN235: Kolaborasi Canggih Indonesia dan Spanyol dalam Industri Dirgantara, Keren Banget!
CN235, pesawat angkut serbaguna yang lahir dari kolaborasi PT Dirgantara Indonesia dan CASA Spanyol, kini menjadi andalan di berbagai misi operasional. Foto: kris samiaji/sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID - Produksi pesawat CN235 merupakan salah satu pencapaian signifikan dalam sejarah industri dirgantara Indonesia.
Pesawat angkut sedang ini adalah hasil kolaborasi antara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan CASA (sekarang bagian dari Airbus Defence and Space) dari Spanyol.
CN235 dirancang untuk berbagai keperluan, mulai dari transportasi militer hingga sipil, dan telah dikenal luas karena kemampuannya yang serbaguna serta kinerjanya yang andal di berbagai kondisi operasional.
Pembuatan pesawat CN235 adalah bukti nyata keberhasilan kerjasama antara Indonesia dan Spanyol dalam industri dirgantara.
BACA JUGA:Pengumuman, Pendaftaran Pantarlih di OKI Dibuka: KPU Cari 2.166 Petugas, Ini Syaratnya!
BACA JUGA:6 Golongan Orang yang Tidak Dianjurkan Makan Bengkuang, Siapa Saja?
Dengan desain yang fleksibel dan kinerja yang handal, CN235 telah membuktikan diri sebagai pesawat angkut menengah yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan operasional.
Keberhasilan ini tidak hanya mengangkat nama PT DI di kancah internasional, tetapi juga membuktikan kemampuan industri dirgantara Indonesia dalam bersaing di pasar global.
Sumateraekspres.id, mengajak mengulas sediikit mengapa terjadinya kolaborasi antara Indonesia dan Spanyol.
Kolaborasi antara Indonesia dan Spanyol timbul pada awal 1980-an, ketika PT DI (saat itu masih bernama IPTN) mencari mitra internasional untuk mengembangkan pesawat angkut menengah. CASA, yang memiliki pengalaman dan teknologi dalam pembuatan pesawat angkut militer, menjadi pilihan yang ideal.
Pada tahun 1983, perjanjian kerjasama ditandatangani, menandai dimulainya pengembangan CN235.
BACA JUGA:4 Manfaat Tebu, Efek Samping, dan Kandungan Nutrisinya
Pesawat CN235, sendiri dirancang sebagai pesawat angkut menengah yang mampu beroperasi di landasan pendek dan tidak beraspal, membuatnya sangat cocok untuk operasi di daerah-daerah terpencil.