Iduladha 17 Juni, Beda dari Arab Saudi, Jemaah Sumsel Meninggal Bertambah
TEROPONG HILAL: Kepala Kanwil Kemenag Sumsel H Syafitri Irwan saat meneropong hilal di puncak Hotel Aryaduta Palembang, dalam rangka menentukan 1 Zulhijah 1445 H, kemarin sore (7/6).-foto: kris/sumeks-
Kabar meninggalnya Saroni dibenarkan Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kemenag OKU Timur H M Husni, kemarin (7/6). Dia menjelaskan, almarhum Saroni meninggal dunia di Rumah Sakit King Faisal, Mekah, Selasa (4/6) lalu.
"Jenazah almarhum telah dimakamkan di kompleks pemakaman Sharaya Mekah," imbuhnya. Almarhum Saroni berangkat haji bersama sang istri. Mengenai penyebab meninggal, Husni mengatakan karena faktor usia.
"Kalau detail sakit apa, kami belum termonitor," ujarnya. Husni juga melaporkan, posisi jemaah kloter 10 dan 11 asal OKU Timur sudah di Mekah.
"Alhamdulillah, menurut laporan ketua kloter, jemaah lain dalam kondisi sehat. Kita doakan semuanya sehat," ungkapnya.
Diketahui jamaah calon haji dari OKU Timur merupakan terbanyak kedua di Sumsel setelah Kota Palembang. Total ada 830 jemaah yang berangkat pada musim haji 2024 ini.
Jemaah asal OKU Timur masuk gelombang kedua, tergabung dalam kloter 10 dan kloter 11 Embarkasi Palembang. Dan telah bertolak ke Mekah pada 23 dan 24 Mei 2024 lalu.
BACA JUGA:Tradisi Unik Kurban Saat Idul Adha di Berbagai Daerah
Sebelumnya, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kemenag OKU Timur H M Husni, melalui staf Pusat Layanan Haji dan Umah Terpadu (PLHUT) Fatmawati mengatakan, 20 persen jemaah OKU Timur tergolong risiko tinggi (risti).
Mereka yang masuk golongan risti ini berusia 65 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia). "Bahkan ada sekitar 50 jemaah menggunakan kursi roda," kata Fatmawati.
Jemaah tertua OKU Timur berusia 94 tahun, atas nama Misradi Roto Adam, dari Dusun I Desa Banu Ayu, Kecamatan BP Peliung. Sedangkan jemaah termuda 19 tahun yaitu Mulya Kurnia Sari, asal Desa Srikaton, Kecamatan Buay Madang Timur.
Jaga Ketat Akses Masuk Armuzna
Aparat Arab Saudi memperketat akses masuk ke Mekah dan wilayah Armuzna jelang puncak haji 2024. Untuk itu, jemaah haji Indonesia diminta terus membawa identitas pengenal selama di Tanah Suci. Baik itu berupa kartu dan gelang identitas, paspor, visa haji, maupun pengenal diri lainnya ketika ke luar hotel atau ke Masjidilharam.
“Identitas ini jadi penting karena pengetatan pemeriksaan terhadap jemaah oleh aparat Arab Saudi untuk mengidentifikasi jemaah yang menggunakan visa nonhaji,” kata anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag), Widi Dwinanda.
Selain itu, lanjut dia, tahun ini Saudi juga menerbitkan kebijakan bagi seluruh jemaah haji. Yakni, wajib memiliki smart card. Nanti smart card digunakan sebagai salah satu akses masuk Armuzna (Arafah Muzdalifah Mina).