Evakuasi Penumpang LRT, Layanan Publik Terimbas Gangguan SUTT Lubuklinggau-Lahat
JALAN KAKI : Para penumpang LRT Sumsel dievakuasi secara walkway, menyusuri pinggir rel karena perjalanan kereta terhenti akibat listrik padam. Penyebabnya, gangguan SUTT 275 kV Lubuklinggau-Lahat yang berdampak pada kelistrikan Sumsel, Jambi dan Bengkulu-foto: ist-
Sonny, warga Lemabang tak tahu kondisi listrik Sumsel. Sejak pukul 11.30 WIB, dirinya terjebak macet di arah Simpang Charitas sekitar 30 menit tak bisa berjalan. “Ternyata lampu merah mati. Saya pikir listrik mati hanya sebentar, tidak tahunya lama," tandas Sonny.
Sementara UPT Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Palembang di Mall Pelayanan Publik (MPP) Jakabaring tetap membuka pelayanan di tengah kondisi mati lampu, Selasa siang. "Kami tetap buka, tapi hanya menerima dokumen secara manual, karena kondisi sedang terjadi gangguan pengaliran listrik," sampai Kepala UPT Capil di MPP Palembang, Lutia Nazla.
Layanan kesehatan di RSUP dr Mohammad Hosein Palembang tidak terganggu dengan padamnya listrik. " Alhamdulillah pelayanan bisa tetap berjalan, karena kami (RSMH, red) mengoptimalkan penggunaan genset,"ujar Direktur Utama RSUP dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, dr Siti Khalimah SPKJ MARS.
BACA JUGA:Okupansi Penumpang LRT Sumsel Melonjak, Imbas Lebaran dan Mudik Masyarakat
BACA JUGA:Integrasi Antar Moda Wujudkan GNKAU, Ongkos Feeder LRT Gratis, Perbanyak Rute Pinggiran
Dijelaskannya, RSUP dr Mohammad Hoesin punya enam genset sebagai back up jika terjadi pemadaman. Ini penting untuk pasien rawat inap. "Kami melakukan penghematan penggunaan genset di area administrasi, misalnya mematikan AC dan alat lain yang tidak terlalu urgent. Jadi, listrik dioptimalkan untuk pelayanan kesehatan pasien rawat jalan dan inap,"jelasnya
Dia menambahkan, tiap hari RSUP dr Mohammad Hoesin melayani sekitar 1.000 pasien rawat jalan. Sedangkan pasien rawat inap 927 bed dengan BOR 90 persen. "Jadi sekitar 834 pasien rawat inap yang dilayani," terangnya. Adapun untuk listrik PLN kembali normal pukul 18.00 WIB kemarin.
Gangguan listrik juga berdampak di sejumlah pelayanan publik Kabupaten OKU Timur. Seperti di Pengadilan Agama (PA) Kelas II Martapura. Humas PA Kelas II Martapura, M Ja'far Shiddiq Sunariya SH mengatakan dampak mati lampu buat proses persidangan terganggu. "Sebab persidangan harus tertutup, sehingga ruangan sidang menjadi panas dan gelap," katanya.
Selain itu mengganggu pelayanan ke masyarakat. "Di pelayanan ada pendaftaran perkara, dan sebagainya sebab pendaftaran sistemnya online," katanya. Selanjutnya menggangu penerbitan produk PA Kelas II Martapura. "Masyarakat yang mau ngambil akta cerai, perlu di-print melalui sistem. Itu tidak bisa dilakukan jika mati lampu," katanya.
Mati listrik juga berdampak pada sinyal internet selular. "Sebagian wilayah Martapura hilang sinyal, mungkin tower pemancar sinyal banyak mengandalkan listrik PLN,” kata Agus, warga Martapura.
BACA JUGA:LRT Jadi Moda Transportasi Utama
BACA JUGA:Garap Dugaan Korupsi Proyek Pembangunan LRT
Di Kabupaten OI, semua aktivitas berbagai instansi, perkantoran pemerintahan, swasta lumpuh total. Sebagain jaringan komunikasi internet dari berbagai provider ikut terhenti dan hilang timbul sejak pukul 11.00 WIB. Sumber daya listrik satu satunya beberapa kalangan memakai genset. Kondisi ini berlangsung hingga listrik kembali normal pukul 17.30 WIB.
Humas RSUD Kayuagung, Citra mengungkapkan, adanya pemadaman listrik sejak pukul 11.15 WIB hingga pukul 17.45 WIB kemarin tidak mengganggu pelayanan terhadap pasien. Termasuk pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan. “Kami sudah siapkan genset besar, antisipasi jiwa listrik padam. Jadi pelayanan tidak terganggu," imbuhnya.
Di Prabumulih, pantauan Kantor Disdukcapil Prabumulih, pelayanan kependudukan lumpuh total. "Kantor gelap, warga banyak keluar bahkan sebagian pulang," ujar salah satu pegawai Disdukcapil. Arni, warga Wonosari yang datang ke Disdukcapil mengaku kecewa karena tak tahu listrik padam.