Kenaikan Harga Emas Sumbang Inflasi
MAHAL : Pedagang memamerkan emas perhiasan di tokonya. Tingginya harga emas beberapa minggu terakhir turut memicu inflasi Mei lalu. -Foto : BUDIMAN/SUMEKS-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel mencatat inflasi Sumsel secara month to month (mtm) pada Mei 2024 ini sebesar 0,06% atau lebih tinggi dari nasional yang tercatat 0,15%. Namun dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat 0,43%, inflasi Sumsel cenderung mengalami penurunan.
Penyumbang inflasi di Sumsel oleh cabai merah, emas perhiasan, bawang merah dan gula pasir. "Kenaikan harga emas secara internasional juga berpengaruh di Indonesia, utamanya jenis emas perhiasan,” kata Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, kemarin.
Selain itu, kata dia, beberapa catatan peristiwa turut mempengaruhi perkembangan harga komoditas periode Mei tahun ini. Seperti dampak cuaca ekstrem yang masih berlanjut sehingga beberapa produksi lokal meliputi cabai merah dan bawang merah terganggu. Lalu pergeseran musim giling tebu pada Mei menyebabkan stok gula pasir di pasaran berkurang dan harga terkerek naik.
BACA JUGA:Harga Emas Melejit di Bukit Antam Palembang, Naiknya Tinggi Bund, Mau Beli Gak?
Wahyu menambahkan, terdapat empat kelompok yang mengalami inflasi dan memberikan sumbangan cukup tinggi. Di antaranya kelompok perumahan, air, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami kenaikan indeks 0,17% dan andil inflasi 0,02%. Kemudian kelompok penyediaan makanan, minuman atau restoran, mengalami perubahan harga mencapai 0,28% dengan andil inflasi 0,02%. Dan untuk perawatan pribadi dan jasa lainnya, terjadi kenaikan indeks 1,01% dan andil sebesar 0,07%.
Sementara untuk inflasi secara year on year (yoy) di Sumsel tercatat sebesar 2,98% atau cenderung menurun dari tren sepanjang 2024. “Lima komoditas penyumbang inflasi secara yoy, karena memang masih ada pengaruh inflasi dari bulan di tahun 2023, meliputi komoditas beras, emas perhiasan, daging ayam ras, cabai merah dan bawang merah, dengan andil inflasi sebesar 1,83%,” jelasnya. Adapun tingkat inflasi tahunan yang tertinggi terjadi di Kabupaten Muara Enim sebesar 3,8%. Sedangkan terendah terjadi di Lubuk Linggau sebesar 2,51%. (yun/fad)