Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024: Melindungi Anak-Anak dan Generasi Muda dari Pengaruh Industri Tembakau.

dr Rouly Pola Pasaribu SpPD K-P--RSMH

SUMATERAEKSPRES.ID-Hari Tanpa Tembakau Sedunia diperingati setiap tanggal 31 Mei, sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya merokok dan dampaknya terhadap kesehatan.

Tema peringatan tahun 2024 adalah "Lindungi Anak-Anak dan Generasi Muda dari Pengaruh Industri Tembakau," sebuah ajakan untuk melindungi kelompok usia yang paling rentan dari bahaya tembakau.

Data menunjukkan bahwa prevalensi perokok remaja di Indonesia terus meningkat.

Berdasarkan survei Global Youth Tobacco Survey 2019, jumlah perokok di kalangan remaja laki-laki dan perempuan usia 13-15 tahun meningkat sebesar 18,8%.

Pada remaja perempuan, prevalensinya naik dari 2,5% pada 2014 menjadi 2,9% pada 2019.

Sedangkan pada remaja laki-laki, jumlahnya meningkat dari 33,9% menjadi 35,5% pada periode yang sama.

BACA JUGA:Kesehatan Sebagai Investasi

BACA JUGA:Serius Tanggulangi Kasus DBD

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023 terdapat 3,65% anak berusia 18 tahun ke bawah yang merokok, meningkat dari 3,44% pada tahun sebelumnya.

Upaya penurunan jumlah perokok remaja belum menunjukkan hasil yang signifikan meskipun berbagai program sudah dilaksanakan, termasuk edukasi mengenai bahaya rokok dan penerapan kawasan tanpa rokok.

Industri tembakau telah lama menggunakan berbagai cara untuk menjangkau dan mempengaruhi anak-anak dan remaja.

Salah satu strategi yang paling umum digunakan oleh industri tembakau adalah iklan dan promosi yang menarik.

Anak-anak dan remaja sering kali menjadi sasaran utama karena mereka dianggap sebagai konsumen potensial yang akan menjamin kelangsungan bisnis industri tembakau.

Iklan rokok seringkali menampilkan gambaran gaya hidup yang keren, bebas, dan penuh petualangan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan