https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Wajib Tau, Perubahan Warna Alami Kuku Bisa jadi Indikasi Seseorang Mengalami Kanker

INDIKASI: Perubahan warna alami kuku bisa menjadi indikaso seseorang menderita kanker. FOTO: the today show--

SUMATERAEKSPRES.ID-Sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat mengungkapkan, perubahan warna alami kuku bisa menjadi indikasi risiko seseorang mengalami kanker.

Berdasarkan hasil penelitian ini menyebutkan, kemunculan onychopapilloma atau kelainan kuku yang ditandai dengan pita berwarna putih atau merah di sepanjang kuku dan penebalan kuku dapat menyebabkan sindrom predisposisi tumor BAP1.

Melansir Medical Daily, sindrom predisposisi tumor BAP1 merupakan kelainan bawaan langka yang berkaitan erat dengan peningkatan risiko tumor kanker pada kulit, mata, ginjal dan mesothelium yang melapisi dada dan perut.

"Temuan ini langka terlihat dalam populasi umum, dan kami yakin adanya perubahan pada kuku yang mengindikasikan onychopapillomas pada sejumlah kuku semestinya mendorong pertimbangan diagnosis sindrom predisposisi tumor BAP1," papar Dr. Edward Cowen, salah satu penulis hasil penelitian.

Sehingga, para peneliti merekomendasikan pemeriksaan kuku pada pasien-pasien dengan riwayat melanoma atau potensi keganasan yang dihubungkan dengan BAP1.

BACA JUGA:Harus Tau, Ini Gejala Kanker Rongga Mulut Yang Harus Diwaspadai

BACA JUGA:Beredar Rumor Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa Usai Jalani Pengobatan Kanker

"Penemuan ini adalah contoh sangat baik tentang bagaimana tim multidisiplin dan studi sejarah alam dapat mengungkap wawasan tentang penyakit langka," ujar Dr. Rafit Hassan, salah satu penulis senior hasil studi.

Temuan tersebut  dipublikasikan di Jama Network  dan didapat usai tim mengevaluasi kelainan kuku pada 47 orang yang terdaftar di Pusat Klinis Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat untuk skrining varian BAP1. 

Peserta penelitian ini berasal dari 35 keluarga.

"Ketika ditanya tentang kesehatan kuku dalam penilaian genetik dasar, satu pasien melaporkan bahwa dia memperhatikan perubahan halus pada kukunya. Komentarnya mendorong kami untuk secara sistematis mengevaluasi perubahan kuku peserta lain dan mengungkap temuan baru ini," kata Alexandra Lebensohn, salah satu penulis hasil riset dari Institut Kanker Nasional Amerika Serikat.

Kemudian para peneliti berusaha memastikan dugaan onychopapiloma pada peserta dengan melakukan biopsi.

BACA JUGA:Waspada, Perlemakan Hati bisa Picu Kanker Hati dan Sirosis Hati

BACA JUGA:Kenalkan Metode Penyembuhan Kanker Darah dengan Metode Transplantasi Sel Punca

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan