Bendungan Perjaya: Penunjang Pertanian OKU Timur
Bendungan Perjaya: Penunjang Pertanian OKU Timur-Foto: Kholid-
OKU TIMUR, SUMATERAEKSPRES.ID - Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur di Sumatera Selatan memiliki lahan persawahan seluas 59.522 hektar, berdasarkan data LBS dari ATR BPN.
Bendungan Perjaya, yang terletak di Desa Perjaya, Kecamatan Martapura, memainkan peran vital dalam mendukung pertanian di wilayah ini.
Bendungan ini berada sekitar 7 kilometer dari pusat Kota Martapura dan 200 kilometer dari Palembang, ibu kota Sumatera Selatan. Pada awal pembangunannya, Bendungan Perjaya diklaim sebagai salah satu yang terbesar di Asia.
Proyek ini dimulai oleh pemerintah Belanda pada tahun 1938, tetapi pembangunan tahap kedua tertunda akibat Perang Dunia II.
BACA JUGA:Ini Dia Tips Dosis Pupuk yang Tepat, Petani Wajib Tahu
BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi Petani Sawit, BPDPKS-Ditjenhutbun-PT SIB Gelar Pelatihan ISPO Sawit
Pembangunan Bendungan Perjaya
Seorang ahli tanah Belanda yang mengunjungi marga Belitang menemukan bahwa tanah di wilayah tersebut kaya akan tanah liat, namun kurang mineral penting. Penelitiannya menunjukkan bahwa air dari Sungai Komering bisa memperkaya lahan pertanian dengan nutrisi yang dibutuhkan.
Maka direncanakanlah pembangunan bendungan di Sungai Komering untuk mengalirkan air ke tanah Belitang. Fase awal proyek ini dijadwalkan selesai pada 1 Oktober 1941, namun fase kedua terhenti karena perang.
Era Orde Baru dan Modernisasi Bendungan
Pada era Orde Baru, Bendungan Perjaya dibangun kembali di Desa Perjaya, Kecamatan Martapura. Proyek yang berlangsung dari 1991 hingga 1995 ini bertujuan meningkatkan ketersediaan air di daerah Kurungan Nyawa. Pada tahun 1996, air mulai dialirkan ke Belitang, mengairi sekitar 20.968 hektar lahan.
Transformasi Belitang
BACA JUGA:Harga Kopi Mahal, Petani Waspada Bandit Buah Kopi, Nih Salah Satunya Sudah Keciduk!
BACA JUGA:Petani Wajib Tahu, Ini Cara Alami untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit