4 Hal yang Dicabut Allah Saat Sakit
MENJENGUK: Kapan waktu yang tepat untuk menjenguk teman, kerabat dan tetangga yang sakit? Cari tau jawabannya di sini.-Foto: NU ONLINE-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sakit adalah pengalaman universal yang dialami setiap manusia. Dalam Islam, kondisi ini memiliki makna mendalam dan hikmah tersembunyi.
Beberapa hadist menegaskan bahwa sakit adalah ujian yang membawa keistimewaan bagi mereka yang sabar menghadapinya.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala akan menguji hamba-Nya dengan penyakit hingga penyakitnya itu akan menghapus segala dosa darinya" (HR Al Hakim).
Dalam hadist lain disebutkan, "Tidaklah menimpa seorang muslim suatu penyakit, keletihan, kepedihan, kesedihan, hingga kecemasan yang dirasakannya, melainkan dengan semua itu Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya" (HR Muslim).
BACA JUGA:Sakit Hati, Tersangka Anggap Korban Kacang Lupa Kulitnya, ’Si Kulit’ Siram ’Si Kacang’ dengan Air Keras
Dari hadist-hadist ini, terlihat bahwa sakit tidak hanya menjadi sarana penghapusan dosa bagi yang sabar dan ikhlas, tetapi juga keletihan, kepedihan, dan kecemasan bisa menggugurkan dosa.
Menurut kemenag.go.id, Abu Imamah Al-Bahili meriwayatkan bahwa saat seorang mukmin sakit, Allah mengutus empat malaikat dengan tugas khusus.
Malaikat pertama diperintahkan untuk mencabut kekuatan dari tubuh, membuat si mukmin menjadi lemah tak berdaya.
Malaikat kedua mencabut nikmat rasa dari lidahnya sehingga makanan tidak lagi terasa enak. Malaikat ketiga mencabut kecerahan wajah, membuat raut mukanya terlihat pucat. Malaikat terakhir mencabut semua dosa, menjadikannya suci dari dosa.
BACA JUGA:Wajib Tau, Risiko Perempuan Depresi Terserang Sakit Jantung Lebih Tinggi
BACA JUGA:Tangan Diinfus Gegara Sakit Demam Berdarah, Razzaq Tetap Berjuang Ikut UTBK SNBT Demi Masuk PTN Impian
Saat Allah memutuskan untuk menyembuhkan hamba mukmin yang sakit, malaikat-malaikat tersebut diperintahkan untuk mengembalikan kekuatan, rasa, dan kecerahan wajah.
Namun, malaikat yang mencabut dosa tidak diperintahkan untuk mengembalikan dosa-dosa tersebut.
Malaikat itu kemudian bertanya kepada Allah, "Ya Allah, mengapa Engkau tidak memerintahkan aku untuk mengembalikan dosa-dosa ini kepada hamba-Mu?" Allah menjawab, “Tidak baik bagi kemuliaan-Ku jika Aku mengembalikan dosa-dosa hamba-Ku setelah Aku menyulitkannya ketika sakit."
Malaikat itu kemudian diperintahkan untuk membuang dosa-dosa ke dalam lautan, yang kemudian berubah menjadi buaya dan binatang buas laut lainnya.
Dengan demikian, saat sembuh, hamba mukmin menjadi bersih dari dosa. Jika ajal menjemput dalam keadaan sakit, ia wafat dalam kondisi suci dari dosa. Wallahu a'lam bishawab.