Siapkan Skenario Pengelolaan Daging Dam
*Atau Dikirim Ke Gaza
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Tiga skenario pengelolaan daging dam atau denda jemaah haji Indonesia yang tengah disiapkan pemerintah. Prioritas utamanya adalah, daging dam tersebut bisa masuk secara lancar ke Indonesia. Tujuannya untuk berkontribusi mengatasi persoalan gizi di tengah masyarakat.
Pembahasan soal pengelolaan daging dam jemaah haji tersebut diungkapkan Pimpinan Baznas Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan. Dia mengatakan adanya dam tersebut, merupakan konsekuensi karena Indonesia memilih haji tamattu. Yaitu mendahulukan umrah dinding haji. ’’Dendanya menyembelih satu ekor kambing atau domba, atau bisa juga dengan berpuasa,’’ katanya kemarin (14/5).
Dengan demikian Rizaludin mengatakan potensi dari daging dam dari jemaah Indonesia sangat banyak. Perhitungan mudahnya, jika seluruh jemaah haji Indonesia tahun ini yang mencapai 241 ribu orang mengikuti haji tamattu, maka ada potensi daging sebanyak 241 ribu ekor domba atau kambing. Jumlah tersebut hampir sama dengan populasi kambing di Kabupaten Ponorogo yang mencapai 255 ribu ekor (BPS 2021).
Rizaludin mengatakan Kemenko bidang PMK sudah memfasilitasi rapat terkait pengelolaan daging dam tersebut. Rapat melibatkan Kemenag, Kementan, Badan Karantina, Kemendag, Bea Cukai, dan Baznas. Tujuannya membahas regulasi supaya daging dari Makkah itu bisa masuk ke Indonesia.
BACA JUGA:Pj Bupati Empat Lawang Terjun Langsung, Tinjau Kondisi Banjir di Paiker
BACA JUGA:Harga Buah Tin Bisa Mencapai Rp300 Ribu
’’Prioritasnya daging dam tersebut bisa masuk ke Indonesia,’’ katanya. Selama aman regulasi, Rizaludin mengatakan Baznas siap membantu mendistribusikan ke masyarakat yang tidak mampu. Sebagai upaya perbaikan gizi masyarakat.
Lalu skenario berikutnya ketika daging itu tidak bisa masuk ke Indonesia secara regulasi, maka akan dikirim ke Gaza. Caranya masuk lewat Mesir. Untuk skenario ini, masih dikaji apakah otoritas Mesir bisa memberikan akses masuk daging dam untuk didistribusikan ke Gaza.
Skenario yang ketiga adalah membagikan daging dam kepada masyarakat Indonesia yang ada di Arab Saudi. Jadi daging tersebut tidak keluar dari wilayah Saudi. Rizaludin mengatakan dalam waktu dekat akan digelar rapat tingkat menteri untuk memutuskannya. Apapun kebijakannya, Baznas siap menerima dan mengelola dana dam tersebut.
Disinggung soal wacana pendistribusian Dam Haji ke Indonesia, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief mengaku saat ini masih dalam proses penjajakan. Pihaknya tengah menjajaki lebih lanjut konsep yang berjalan di sana termasuk perizinan-perizinannya. ”Kalau sudah clear nanti kita sampaikan,” ujarnya ditemui, kemarin.
Diakuinya, wacana ini belum dibawa langsung oleh Kemenag. Tapi beberapa lembaga keagamaan seperti Baznas. Kendati begitu, pihaknya mendukung wacana tersebut. ”Kita mendorong kepatuhan syariahnya dalam proses si dam itu. Kemudian yang kedua aspek pemanfaatannya. Tapi yang pertama dulu agar apa yang dibayar jamaah itu sesuai, dilaksanakan dengan baik , terjaga , transparan , dan sebagainya,” paparnya. (*/)