https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Banyak Dijual Berbentuk Biji

Petani Kopi di Pagaralam-FOTO: IST-

SUMATERAEKSPRES.ID - ADA 1,3 juta petani kopi (KK) di seluruh Nusantara yang menggantungkan mata pencahariannya dengan menanam kopi, khusus di Sumsel mencapai 199.152 petani. Tak heran jika sektor perkebunan ini turut berperan besar bagi perekonomian negeri. Selain memberi penghasilan kepada rakyat, juga memacu laju PDB (product domestik bruto) RI baik kopi sebagai komoditas ekspor maupun untuk konsumsi domestik. 

Namun sayang, Analis PSP Ahli Madya Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian mengaku hasil produksi kopi petani Sumsel selama ini memang banyak dibawa ke Lampung, sebagian kecil ke Jawa dan lokal untuk bahan baku industri pengolahan kopi. “Kopi-kopi mayoritas dijual dalam bentuk kopi beras (biji kopi, red) yang belum diolah,” ujarnya. 

Kopi Sumsel lalu diolah menjadi kopi bubuk di Lampung oleh industri yang ada sehingga nama kopi Sumsel hilang dan akhirnya muncul nama kopi Lampung. “Tak heran jika kemudian kopi Sumsel kurang dikenal, justru yang terkenal kopi Lampung,” terangnya. Untuk itu, kalau Sumsel ingin kopinya lebih dikenal secara nasional harus ada pabrik pengolahan kopi bubuk berskala nasional di Sumsel, dan menonjolkan brand kopi Sumsel misalnya Kopi Sriwijaya, Kopi Sumsel, dan sebagainya. 

Kendati sebenarnya, lanjut Rudi, setiap Kabupaten/Kota di Sumsel telah berlomba membuat brand yang mengangkat kopi daerah masing masing, tapi masih skala home industry, dan ini tak bisa menembus pasar nasional apalagi mancanegara. 

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Ungkap 11 Keistimewaan Minum Kopi Sumsel

BACA JUGA:Bikin Pergub Angkat Kopi Sumsel, Atur soal Distribusi dan Pengembangan Komoditas

“Potensi cita rasa kopi Sumsel cukup besar, bahkan beberapa daerah sudah  memiliki Sertifikat Indikasi Geografis, ada pula yang sudah memenangkan lomba cita rasa kopi tingkat Internasional, namun sayang potensi saja tidak cukup, perlu tangan tangan dingin untuk mewujudkan mimpi Kopi Sumsel go nasional bahkan go internasional,” tuturnya. 

Ke depan pihaknya berharap ada investor berani masuk Sumsel untuk berinvestasi dan Pemprov Sumsel menyambut baik segala regulasinya. Dikatakan, kontribusi komoditas kopi sangat berarti bagi ekonomi karenanya rantai pasok harus terus dijaga. 

“Di sektor perkebunan Sumsel, kopi merupakan komoditas utama kita. Produksinya tertinggi nomor 3 setelah kelapa sawit dan karet,” jelas Rudi. Saat ini lima daerah penghasil kopi Sumsel, yakni Kabupaten OKU Selatan, Empat Lawang, Muara Enim, Kota Lahat dan Pagar Alam. (fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan