https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Akhirnya, AstraZeneca Akui Vaksinnya Punya Efek Samping Bisa Sebabkan Hal Ini

EFEK SAMPING : Akhirya AstraZeneca akui vaksinnya memiliki efek sampin pembekuan darah, tampak petugas kesehatan melakukan penyuntikan vaksin saat masih masa pandemi Covid-19. Saat ini Dinkes Sumsel kembali ajukan permintaan vaksin mengingat kasus Covid-1-Foto : Alfery Ibrohim/Sumateraekspres.id-

SUMATERAEKSPRES.ID-Produsen vaksin virus Covid-19, AstraZeneca akhirnya mengakui bahwa vaksin yang mereka produksi secara umum dapat menyebabkan efek samping yang sangat jarang terjadi.

Hal tersebut diutarakan melalui dokumen pengadilan dalam kasus gugatan perwakilan kelompok (class action) yang dilayangkan oleh 51 korban di Inggris.

Pengacara yang mendampingi salah satu korban – seorang ayah yang mengalami kerusakan otak setelah divaksin menggunakan AstraZeneca – menyatakan bahwa pernyataan ini menunjukkan AstraZeneca telah mengubah pendirian hukumnya “secara signifikan”.

Sejumlah penggugat mengklaim mereka telah kehilangan keluarga dan kerabat mereka akibat efek samping vaksin tersebut.

Dalam kasus-kasus lainnya, vaksin tersebut dituduh menyebabkan cedera yang serius.

Walaupun secara umum, penelitian menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 termasuk AstraZeneca telah menyelamatkan jutaan nyawa selama pandemi.

Sementara di Indonesia, Kementerian Kesehatan dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menyatakan tidak ada laporan kasus dengan efek samping serupa.

BACA JUGA:Waduh, Kasus TBC di Indonesia Meningkat pasca-Pandemi Covid- 19

BACA JUGA:Wajib Tahu, Vape Dapat Tingkatkan Kerentanan Terhadap Covid-19

Orang pertama yang mengaku mengalami efek samping dari vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott, seorang ayah beranak dua.

Jamie Scott mengalami pembekuan darah yang berujung pada kerusakan otak. 

Kondisi tersebut membuat Scott tidak bisa bekerja setelah divaksinasi pada April 2021.

Mengacu pada Undang-Undang Perlindungan Konsumen Inggris, para penggugat menuduh vaksin tersebut “cacat” karena kurang aman dibandingkan yang diperkirakan oleh masyarakat.

AstraZeneca sempat menentang klaim tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan