Kena PHK Perusahaan, Belajar Bikin Bakso dari Youtube

Melihat Lebih Dekat UMKM Bakso Meletup, Yeni Setioningsih

Di-PHK dari perusahaan tak membuat Yeni Setioningshi berputus asa. Dia bersama suaminya memulai usaha hanya berbekal belajar otodidak dan ilmu dari internet. Kini usaha pasangan ini terus berkembang dan maju. Seperti apa?

ARDILA WAHYUNI - Palembang

KEDAI  bakso yang berada di kawasan Simpang Dogan itu terlihat ramai siang itu. Sejumlah pelanggan yang didominasi para perempuan tengah asyik menikmati makanan. "Mau pesan apa Mbak. Disini ada banyak pilihan. Mau coba bakso atau seblak," kata Yeni, Owner Bakso Meletup, kemarin. Yeni yang saat itu tengah sibuk melayani pengunjung hilir mudik. Begitu pula ojek online datang bergantian serta pembeli yang memilih take away.

Yeni menceritakan usaha yang ditekuni bersama suaminya itu sudah berjalan sejak 5 tahun lalu. Saat itu dia memutuskan memulai usaha, karena suaminya di-PHK lantaran pengurangan karyawan. Kemudian ia pun menyusul di PHK dengan alasan sama. "Kami sempat berunding dan mikir mau kemana, akhirnya jalan cepat yang usaha," katanya.

Awalnya, kata dia, usaha ini dimulai dengan modal nekat. Mengingat dirinya dan suami tak memiliki pengalaman dan bekal usaha. "Jadi kami buka tampal ban dan makanan ringan dengan berjualan di warung tenda sangat kecil," ucap dia.

Dikatakan, usaha tersebut tidak berjalan lama. Sekitar enam bulan, dirinya memutuskan memulai usaha jajanan kekinian, seperti suki, seblak, dan lainnya. "Semua menu itu dimasak berdasarkan yang dilihat di Youtube, tapi saya sering tanya dan minta pendapat konsumen apa nih yang kurang dari menu kita," papar dia.

Berjalan waktu, kata dia, peminat makanan di tempatnya cukup banyak. Selain offline dan online, dirinya juga rutin mengikuti pameran dan festival kuliner seperti di Giant, PTC, PS Mall, dan even lainnya. Selain memperkenalkan produk juga mencari pengalaman. "Alhamdulilah berjalam lancar sampai sekarang," ucap dia.

Namun begitu, kata dia, dirinya tak berpuas hati. Ia terus melakukan inovasi dimana 3 tahun lalu, dirinya menambah menu makanan yakni bakso meletup. "Kan, wong Palembang ini senang makanan pedas dan bakso, jadi nya kita hadirkan bakso ini," papar dia. Bahkan, lanjut dia, dirinya rutin setiap 3 bulan mengeluarkan inovasi menu baru. Termasuk kreasi menu bakso seperti  bakso mozarella, bakso urat, dan aneka bakso lainnya. Harga menu disini pun terjangkau mulai Rp10 ribu. "Kami juga melayani pembelian bakso frozen," papar dia.

Dikatakan dia, saat ini usaha miliknya sudah memiliki dua cabang yakni di Simpang Dogan dan Kantin BRI A Rivai. Ke depan dirinya berharap usaha bisa terus bertahan dan berkembang. Meski diakuinya hal itu tidak mudah mengingat kuliner yang menghadirkan makanan kekinian dan menu bakso, seblak, atau menu serupa lainnya cukup banyak. "Saya sih jaga kualitas saja, jangan berubah, juga inovasi," tuturnya.

Di samping itu, lanjutnya, dirinya pun rutin meminta masukan atau kekurangan dari menu yang ada. "Kami juga rutin mengikuti pameran dan pelatihan untuk menambah ilmu," sebut dia. Lebih jauh ia mengatakan, setiap usaha yang dijalankan tentu punya tantangan. Menurutnya, yang jadi tantangan adalah bahan baku. "Bahan bakunya sering naik turun harganya, tapi harga makanan harus tetap sama. Tidak naik, jadi menyesuaikan saja," pungkasnya. (*/fad) Vebri Al Lintani

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan