https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Menyerang dari Persemaian hingga Jelang Panen

MONITORING: Nina Lia Agustini, petugas PPEP POPT saat memonitoring lahan persawahan warga di Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau. FOTO: PENYULUH FOR SUMEKS--

LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID –  Hama penggerek batang padi ditemukan pada tanaman padi di Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau. Adanya hama ini merupakan hasil monitoring yang dilakukan Nina Lia Agustini petugas PPEP POPT.

Lahan persawahan padi milik petani ini sekitar 4 hektare. Umur tanaman padi antara 45 hingga 54 hari setelah tanam (hst). Varietas yang ditanam berupa Ciherang dan Inpari 32.  ‘’Luas serangan hama penggerek batang padi sekitar 0,15 hektare dengan intensitas serangan 1,8 persen,’’ katanya. 

BACA JUGA:Terapkan Bio Insektisida Metarhizium, Cegah Hama WBC

BACA JUGA:Intensitas Serangan Hama Capai 1,2 Persen, Lakukan Pengendalian Hama

Untuk diketahui, hama penggerek Batang padi menyerang tanaman padi sejak di persemaian hingga menjelang panen. Gejala serangan pada stadia vegetatif disebut sundep dan gejala pada stadia generatif disebut beluk.

Saat tanaman padi memasuki fase vegetatif, larva penggerek batang akan memotong bagian tengah anakan. Hal tersebut membuat aliran hara ke bagian atas tanaman terganggu. Akibatnya pucuk tanaman layu dan lama-kelamaan mati.

Gejala serangan saat fase vegetatif dikenal dengan nama sundep. Serangan ini sebenarnya tidak mengurangi hasil secara signifikan karena tanaman padi masih bisa menghasilkan anakan baru. Akan tetapi, anakan padi lebih kecil dan malainya juga kecil.

Lalu, pada  fase generatif, larva penggerek padi akan menggerek malai padi. Hal tersebut menyebabkan nutrisi tidak sampai ke dalam bulir. Ciri-ciri padi yang terserang hama penggerek pada fase ini akan membuat jumlah malai berkurang. Gejala serangan pada fase generatif dikenal dengan sebutan beluk.

BACA JUGA:Mau tahu Cara Mengendalikan Hama Tikus Secara Efektif, Ini Jawabannya

BACA JUGA:Petani Wajib Tahu, Ini Cara Alami untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit

Nina juga mengatakan, saat di lapangan  juga ditemukan musuh alami hama yakni coccinelidae, kumbang karabid dan paederus. ‘’Untuk pengendalian hama ini, kita rekomendasikan menggunakan APH Beauveria bassiana,’’ ujarnya.

Jika intensitas serangan di atas ambang pengendalian,  lanjutnya, segera lakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Dimehipo atau BPMC. ‘’Lakukan juga sanitasi lingkungan, pemupukan berimbang hingga pengamatan intensif untuk memantau perkembangan OPT,’’ jelasnya. (sms/)

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan