Orang Tua Wajib Tau, Kekurangan Vitamin D Tingkatkan Risiko Eksim pada Anak

Reporter: Englia |

Editor: Englia |

Jumat , 26 Apr 2024 - 04:00

VITAMIN D: Kekurangan vitamin D tingkatkan risiko eksim pada anak. Tampak beberapa ikan yang mengandung vitamin D. FOTO : kolase berbagai sumber--

SUMATERAEKSPRES.ID-Salah satu studi mengungkapkan defisiensi atau kekurangan vitamin D bisa meningkatkan risiko anak terkena penyakit eksim atau yang lebih dikenal dengan dermatitis atopik.

Melansir Medical Daily, Eksim merupakan suatu penyakit yang menyebabkan kondisi kulit penderitanya mengalami kemerahan, peradangan, gatal hingga iritasi.

Walau umumnya dimulai pada masa kanak-kanak, penyakit tersebut juga dapat dialami oleh segala usia.

Sebuah studi yang dipublikasikan jurnal Organisasi Alergi Dunia (World Allergy Organization) menyatakan, terdapat korelasi antara kadar vitamin D dengan sensitisasi alergen.

Sensitisasi alergen bisa terjadi jika tubuh mengembangkan antibodi lgE terhadap alergen yang tertelan, terserap, atau terhirup.

Para peneliti dari Universitas Chang Gung di Taiwan yang terlibat dalam penelitian menyebutkan studi tersebut juga melihat adanya kemungkinan berkembangnya eksim pada anak-anak.

Menurut para peneliti defisiensi vitamin D sangat berpengaruh terhadap meningkatnya prevalensi sensitisasi alergen, yang berpotensi meningkatkan kerentanan eksim pada anak usia dini.

Kekurangan vitamin D juga diketahui dapat menurunkan kekuatan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang dan infeksi.

Penelitian tersebut melibatkan total 222 anak, termasuk mereka yang menderita eksim dan anak-anak sehat dengan usia yang sama tanpa kondisi tersebut atau penyakit alergi lainnya.

Para responden terdiri atas tiga kelompok umur yakni enam bulan, dua tahun, dan empat tahun.

Di antara anak-anak berusia enam bulan, 59 menderita eksim, dan 36 sehat.

orang tua wajib tau, kekurangan vitamin d tingkatkan risiko eksim pada anak                             sumateraekspres.id-salah satu studi mengungkapkan defisiensi atau kekurangan vitamin d bisa meningkatkan risiko anak terkena penyakit eksim atau yang lebih dikenal dengan dermatitis atopik.
melansir medical daily, eksim merupakan suatu penyakit yang menyebabkan kondisi kulit penderitanya mengalami kemerahan, peradangan, gatal hingga iritasi. 
walau umumnya dimulai pada masa kanak-kanak, penyakit tersebut juga dapat dialami oleh segala usia.
sebuah studi yang dipublikasikan jurnal organisasi alergi dunia (world allergy organization) menyatakan, terdapat korelasi antara kadar vitamin d dengan sensitisasi alergen. 
sensitisasi alergen bisa terjadi jika tubuh mengembangkan antibodi lge terhadap alergen yang tertelan, terserap, atau terhirup.
baca juga:masifkan gerakan pengentasan stunting, tekan kematian bayi, ibu, dan anak
baca juga:amankah sedot hidung anak yang sedang pilek? ini kata ahli
para peneliti dari universitas chang gung di taiwan yang terlibat dalam penelitian menyebutkan studi tersebut juga melihat adanya kemungkinan berkembangnya eksim pada anak-anak.
menurut para peneliti defisiensi vitamin d sangat berpengaruh terhadap meningkatnya prevalensi sensitisasi alergen, yang berpotensi meningkatkan kerentanan eksim pada anak usia dini. 
kekurangan vitamin d juga diketahui dapat menurunkan kekuatan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang dan infeksi.
penelitian tersebut melibatkan total 222 anak, termasuk mereka yang menderita eksim dan anak-anak sehat dengan usia yang sama tanpa kondisi tersebut atau penyakit alergi lainnya.
para responden terdiri atas tiga kelompok umur yakni enam bulan, dua tahun, dan empat tahun. 
di antara anak-anak berusia enam bulan, 59 menderita eksim, dan 36 sehat.
baca juga:orang tua wajib tau, ini kiat mengatasi post holiday blues pada anak 
baca juga:harus tau, anak obesitas berisiko tingggi alami kekurangan zat besi
pada kelompok anak usia dua tahun, 37 anak menderita eksim, 29 anak sehat, sementara 32 anak menderita dermatitis atopik, dan 29 anak sehat pada kelompok usia empat tahun.
“sampel serum seluruh peserta dikumpulkan dan diuji vitamin d, kadar ige total, dan kadar ige spesifik alergen. berdasarkan kadar vitamin d-nya, anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok yang kurang dari 20 ng/ml, kelompok antara 20 ng/ml hingga 30 ng/ml, dan kelompok yang lebih besar dari 30 ng/ml,” kata peneliti dalam jurnal.
lalu di antara anak-anak berusia enam bulan dan 4 tahun, anak-anak dengan kadar vitamin d kurang dari 20 ng/ml mempunyai lebih banyak pemberian asi eksklusif dan atopi ibu dibandingkan anak-anak dengan kadar vitamin d lebih dari 30 ng/ml.
atopi mengacu pada kecenderungan genetik untuk mengembangkan penyakit alergi termasuk rinitis alergi, asma, dan eksim.
anak-anak dengan eksim memiliki kadar vitamin d yang lebih rendah pada usia 2 dan 4 tahun. 
tetapi, suplementasi vitamin d lebih banyak ditemukan pada anak-anak penderita eksim pada usia enam bulan dibandingkan dengan anak-anak sehat pada usia yang sama.
baca juga:orangtua wajib tau, perhatikan gizi anak agar siap kembali ke sekolah
baca juga:peringatan bagi orangtua, ini efek kalimat destruktif terhadap psikologis anak
para peneliti juga mendapati bahwa sensitivitas alergen makanan lebih tinggi pada anak-anak dengan eksim pada usia 0,5 dan 4 tahun, sedangkan sensitivitas tungau dan ige lebih tinggi pada usia 2 dan 4 tahun.
“alergi makanan dan atopi ibu diidentifikasi sebagai faktor risiko terbesar terjadinya eksim pada anak usia 6 bulan. namun, pada anak usia 2 dan 4 tahun, faktor risiko utamanya adalah kadar vitamin d dan sensitisasi alergi tungau,” tutup peneliti.(lia)