Cuaca Buruk Tekan Sales Truk
PROMOSI: Sales promosi truk Hino 300 Series di diler. Penjualan kendaraan niaga saat ini tengah lesu terdampak cuaca buruk yang membuat aktivitas perkebunan dan penggunaan kendaraan menurun. -Foto : KRIS SAMIAJI/SUMEKS -
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) menyebut cuaca buruk menjadi salah satu penyebab lesunya penjualan kendaraan niaga seperti truk pada awal tahun 2024 ini. Chief Operating Officer HMSI Santiko Wardoyo mengatakan cuaca yang tidak mendukung sejak akhir 2023 hingga saat ini menyebabkan konsumen juga kesulitan melakukan kegiatan usahanya.
Ia mencontohkan pada akhir 2023, cuaca begitu panas sehingga terjadi kekeringan yang berdampak terhadap sektor perkebunan seperti sawit. Sementara pada awal tahun ini, derasnya hujan membuat operasional sawit maupun tambang juga terhambat. “Akhir tahun lalu saya kunjungan ke Jambi, Sumatra melihat sungai pada kering, sekarang banjir. Sektor plantation begitu banjir tidak bisa kerja dan tambang juga,” ungkap Santiko.
Faktor lain yang membuat penjualan truk lesu adalah momentum bulan Puasa dan Idulfitri (Lebaran) yang menyebabkan kegiatan operasional belum maksimal. Sementara itu, pelaku usaha masih wait and see melihat arah kebijakan pasca-Pemilu 2024. Di satu sisi, dia menyebut kuota pertambangan melalui rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) dari awalnya 700 badan usaha menjadi sekitar 900 badan usaha menjadi angin segar untuk penjualan truk.
BACA JUGA:Posko Mudik Hino Buka 24 Jam, Tersebar dari Jawa hingga Sumatera
BACA JUGA:Kendaraan Hino Sudah TKDN dari Kemenperin
Selain itu, sektor infrastruktur yang berjalan seperti adanya pembangunan seperti Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara juga masih menjadi sinyal positif untuk penjualan truk tahun ini. Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), retail mencapai 10.373 unit pada Januari-Februari 2024, turun 33 persen dari 15.589 unit bila dibandingkan periode sama tahun lalu.
Secara rinci, truk ringan mencapai 7.209 unit, truk ukuran sedang sebanyak 949 unit, sedangkan truk berat 2.215 unit. Adapun, masing-masing mengalami penurunan 33 persen, 23 persen, dan 38 persen secara year-on-year (yoy). (fad)