https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Integrasi Antar Moda Wujudkan GNKAU, Tuntaskan Kemacetan Tekan Emisi Karbon

MANGKAL : Dua angkot feeder LRT Musi Mas mangkal menunggu penumpang di samping Stasiun LRT RSUD Provinsi Sumsel. Penumpang yang naik feeder LRT ini tak dikenai ongkos alias gratis karena sudah dibiayai (subsidi) oleh Kementerian Perhubungan RI. -Foto : Rendi/Sumateraekspres.id-

Semakin banyak penggunaan kendaraan pribadi, efeknya semakin besar polusi udara. Kementerian ESDM mengasumsikan jika satu motor mengkonsumsi 1 liter BBM setiap hari dan menghasilkan 2,5 kg emisi, total pencemaran udara dari emisi sepeda motor mencapai 300 juta kilogram per hari di Tanah Air. Angka itu dihitung dari populasi motor di Indonesia, lebih dari 120 juta unit. Khusus Kota Palembang, ditaksir pencemaran emisi karbon 956.712,5 kilogram per hari. 

Subsidi BTS Teman Bus Rp444,69 Miliar

Selain feeder LRT Musi Mas, sebelumnya Kemenhub RI meluncurkan progam layanan Angkutan Perkotaan dengan Skema Pembelian Layanan (Buy The Service) atau BTS Teman Bus pada 2020. Sama seperti angkot feeder, Teman Bus ini ikut menunjang penumpang LRT dan terintegrasi langsung dengan stasiun-stasiunnya.


BEROPERASI : BRT Teman Bus melintas di jalan Kota Palembang. Saat ini Teman Bus masih disubsidi Kemenhub RI dengan nilai mencapai Rp24 miliar per tahun.-Foto: Kris Samiaji/Sumateraekspres.id-

Dengan begitu transportasi publik di perkotaan semakin populer dan maju, serta masyarakat aware menggunakan angkutan umum, sesuai dengan harapan pemerintah. Kemenhub bahkan memberikan subsidi sebesar Rp2 miliar per bulan atau Rp24 miliar per tahun untuk operasional BTS Teman Bus di Kota Palembang.

Saat ini Teman Bus yang dioperatori BUMD PT Trans Musi Palembang Jaya (TMPJ) beroperasi di 4 koridor, yakni Terminal Alang Alang Lebar (AAL)-Ampera (via Soekarno Hatta), Terminal AAL-Talang Jambe (via Talang Betutu), Terminal Sako-Palembang Icon/Squre, dan Palembang Icon/Square-Pusri (via  Jalan Rajawali). Total ada 49 unit beroperasi berikut 5 unit bus cadangan.

Diketahui, Teman Bus merupakan kendaraan bus full AC berkapasitas 40 penumpang dengan 20 tempat duduk serta bus besar berkapasitas 60 penumpang dengan 30 tempat duduk plus kursi prioritas. Moda transportasi massal ini sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan pemerintah. “Di 2023, penumpang BTS Teman Bus tembus 1,4 juta orang. Kita masih mengenjot minat masyarakat naik Teman Bus dengan berbagai strategi, salah satunya me-rerouting ke wilayah yang tinggi peminat,” ungkap Direktur TPJM, Antony Rais kepada Sumateraekspres.id.

Selain di Palembang, Kemenhub juga menerapkan Program BTS di 9 kota lainnya di Indonesia, yaitu Medan, Bali, Surakarta, Yogyakarta, Makassar, Banyumas, Banjarmasin, Bandung, dan Surabaya. Sejak operasional sepanjang tahun 2020-2023, Teman Bus telah melayani penumpang sebanyak 72.138.046 orang dengan rata-rata penumpang harian 70.496 orang.

Hasil survey Ditjen Perhubungan Darat pada pelanggan Teman Bus di 10 kota ini, sebagian besar masyarakat merasakan adanya penghematan biaya transportasi 30-70 persen per bulan. Terlebih lagi adanya pemberlakuan integrasi tarif layanan BTS, misalnya satu karcis untuk naik 2 angkutan sekaligus LRT-Teman Bus/Trans Musi hanya Rp5 ribu (pelajar) dan Rp7 ribu (mahasiswa). Dari tarif berlaku Teman Bus Rp4 ribu dan LRT Rp5 ribu.

Program BTS Teman Bus terbukti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Dari hasil survey juga diperoleh data tingkat shifting (pergeseran) pelanggan Teman Bus yang sebelumnya pengguna sepeda motor sebanyak 72 persen. Angka ini meningkat dari tahun 2022 yang sebesar 61 persen.

“Tingkat shifting di atas 70 persen untuk kendaraan roda dua menandakan peningkatan minat masyarakat menggunakan kendaraan umum. Kami berharap dengan adanya Teman Bus dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas dan kemacetan di kota-kota besar,” ujar Direktur Angkutan Jalan, Suharto dalam keterangannya. Untuk kendaraan roda empat, lanjut Suharto, juga terjadi peningkatan shifting, dari 5 persen tahun 2022 menjadi 23 persen tahun 2023.

Karenanya tahun 2024, Kemenhub komitmen melanjutkan program pelayanan angkutan ke masyarakat ini sesuai amanat UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) pasal 139 yang menyatakan Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan umum. Anggaran subsidi program BTS 2024 pun disiapkan, nilainya mencapai Rp444,69 miliar.

LRT Jadi Moda Transportasi Utama

Keberadaan LRT (light rail transit) di Kota Palembang sejak beroperasi penuh pada 1 Agustus 2018 sudah menjadi moda transportasi utama bagi wong Palembang. Kereta melayang yang menghabiskan dana senilai Rp10,9 triliun itu melintasi jalan-jalan utama (protokol) dengan 13 stasiun pemberhentian, yakni DJKA, Jakabaring, Polresta, Ampera, Cinde, Dishub, Bumi Sriwijaya, Demang Lebar Daun, Garuda Dempo, RSUD Sumsel, Punti Kayu, Asrama Haji, dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.

Pada awal-awal operasi, Kemenhub RI memberikan subsidi LRT Sumsel sebesar Rp200-300 miliar per tahun. Seiring peningkatan penumpang dan perolehan pendapatan LRT, sejak tahun 2022 hingga kini nilai subsidi sekitar Rp160 miliar per tahun guna menutupi biaya listrik, operasional, dan perawatan yang mencapai Rp180 miliar per tahun.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan