Ramadan = Gardu Listrik

Ustadz Muttaqin Anang Toha ST Ketua Yayasan Tarbiyah Syamilah-Foto: Ist-

SUMATERAEKSPRES.ID - Ibarat Listrik yang mengalir di sepanjang kabel penghantar. Ia keluar dari pembangkitnya (generator), mengalir dari satu kabel ke kabel lain sampai ia kembali ke pembangkitnya. Listrik akan mengalir dengan aman di sepanjang jalur yang disiapkan untuknya. Kemudian menebarkan berbagai kebaikan saat ia melewati berbagai peralatan listrik dan elektronik.

Namun pada listrik juga berlaku sunnatullah. Bahwa semakin panjang kabel penghantar yang dilalui dan semakin banyak peralatan listrik yang dilewati, maka akan semakin banyak tegangan yang hilang. Sehingga tegangan yang ada tidak lagi normal. Akibatnya, peralatan listrik yang dilewatinya juga tidak dapat beroperasi secara normal pula.

Dengan adanya gardu-gardu listrik (trafo), tegangan yang kurang dari normal ini dapat dikembalikan kepada tegangan normal. Setelah listrik ini melewati beberapa peralatan yang ada di dalam gardu listrik tersebut.

Nah, Ramadan ini ibaratnya gardu/trafo dari Allah Swt bagi iman dan taqwa kita. Ramadan adalah sarana dari Allah Swt untuk mengembalikan semangat ketunduk-patuhan kita kepada Allah Swt. Di dalamnya ada beberapa amaliyah utama yang dapat membangkitkan kembali semangat jiwa pemenang yang mungkin telah meredup.

Dan harapan kita semua, semangat ketunduk-patuhan itu saat ini telah kembali menyala sehingga dapat mengobarkan semangat jiwa pemenang dalam diri kita masing-masing . Untuk senantiasa menebarkan kebaikan di tengah-tengah masyarakat tempat kita berada.

BACA JUGA:Tahukah kalian, 5 Makanan Khas Aceh ini Biasanya Hanya Dijual Saat Bulan Ramadhan

BACA JUGA:Safari Ramadhan 2024: BUMN dan HK Berikan Solusi Pasar Murah untuk Masyarakat, Begini Antusiasmenya!

Mudah-mudahan tidak sebaliknya, keluar dari gardu Ramadan malah kembali ramai ke gardu-gardu maksiat, gardu mirasantika, ke meja-meja bilyar dan judi atau mendengar kembali siaran-siaran ghibah dan hoax di tempat rumpi. Na'udzubillah tsumma na'udzubillah

Untuk itu, mari kita manfaatkan bulan Ramadan yang mulia ini untuk menyalakan kembali semangat ibadah dan ketaatan kita. Kemudian,  mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Sang Pencipta. Lalu, membiasakan diri menahan hawa nafsu dari hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Selanjutnya, menjaga salat 5 waktu dan sakat-sakat sunnah yang mu'akkadah maupun ghairu mu'akkadah. Jug maria memakmurkan rumah-rumah Allah (masjid dan musala) dan rumah-rumah kita dengan majelis-majelis ilmu, dzikir dan tilawah Alquran. Kemudian,  membangun dan mumupuk kepedulian terhadap sesama. 

Ketika Ramadan nantinya berakhir, teruslah berada dalam kebaikan yang diajarkan Allah Swt melalui si generator ini.  Jika kita jaga hal di atas, maka selamanya sampai kembali ke Pencipta,  kita akan tenang, aman dan damai. ”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah : 183). (*/)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan