https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Pasang Ajir, Gunakan Pestisida Nabati

MONITORING: Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian - Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (PPEP- POPT), Junaidi, S.P saat melakukan organisasi pengganggu tanaman (OPT) di Desa Kandis 2 Kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir. FOTO: ANDIKA/SU--

INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Tanaman padi yang berumur kurang dari 15 hari setelah tanam (HST) rentan terhadap serangan keong mas. Serangan yang diakibatkan keong mas menyebabkan tanaman padi gagal memperbanyak anakan tunas pada minggu-minggu awal pertumbuhan. 

Mengantisipasi hal ini, petugas pendamping peningkatan ekonomi pertanian - pengendali organisme pengganggu tumbuhan (PPEP- POPT), Junaidi, S.P telah melaksanakan monitoring OPT.

BACA JUGA:Ini Dia 10 Musiuh Alami Hama Wereng, Petani Wajib Tahu

BACA JUGA:Hama Ini Menjadi Momok Menakutkan, Petani Wajib Tahu cara Mengendalikannya

"Kami melakukan monitoring tanaman padi yang terserang keong mas di Desa Kandis 2 Kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir," ujarnya. 

Dikatakan, di saat musim penghujan serangan keong mas akan cukup signifikan pada fase vegetatif tanaman padi yang sering terendam.  ‘’Keong mas dapat hidup lebih dari 4 tahun.

Selama musim hujan sedikit, keong mas bertahan hidup (diapause) selama periode kering dengan mengubur dirinya dalam lumpur. Lalu, keong mas kembali aktif pada saat air mulai menggenangi sawah," jelasnya. 

Keong mas memotong dan memakan batang padi pada 3-4 minggu setelah pindah tanam. Populasi keong mas dengan kepadatan 3 ekor per m2 dapat menyebabkan kerugian yang signifikan. 

Gejala kerusakan akibat keong mas mirip dengan serangan tikus atau orong-orong.  Perbedaannya adalah keong mas menyerang pada kondisi lahan terendam. ‘’Keong mas menyerang tanaman padi terutama pada malam hari,’’ ujarnya.

Dikatakan, pihaknya melakukan monitoring pada hamparan padi seluas 15 hektare dengan varietas IR 42 berumur 1-15  hari setelah tanam (hst). 

‘’Hasilnya, kita telah menemukan OPT Keong Mas dengan luas serangan 1 ha, populasi 2-3 ekor/m² dan intensitas serangan 2,7 persen.  Musuh alami yang ditemukan adalah laba-laba dan capung," terang Junaidi. 

Pihaknya memberikan langkah rekomendasi yang dapat dilakukan untuk pengendalian OPT Keong Mas. "Sebaiknya lakukan langkah pengendalian secara mekanis dengan cara mengambil kelompok telur dan keong mas yang ditemukan," tukasnya. 

Mengumpulkan telur keong mas dapat dilakukan dengan cara memasang ajir sebagai alternatif tempat peletakan telur sebelum tanam.

‘’Pemasangan saringan bertahap pada jalur masuk ke petak sawah untuk menghindari masuknya anakan keong. Saringan terdiri dari 2 lapisan yaitu saringan kasar untuk menyaring sampah dan saringan halus untuk menahan anakan keong,’’ katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan