Perpanjang Kenaikan HET Beras hingga April, Dinilai Efektif Turunkan Harga

BANTUAN BERAS: Warga mengambil bantuan beras di kantor pos, beberapa waktu lalu.-foto : budiman/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Pemerintah memperpanjang kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras sampai 24 April 2024. Rencana relaksasi ini semula hanya diberlakukan hingga 23 Maret. Adanya perpanjangan waktu ini disampaikan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi.

Menurut Arief, perpanjangan sebulan kenaikan HET beras ini sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan disetujui. “Supaya stok yang ada di market, terutama di pasar modern dan outlet-outlet itu terjaga. Agar beras tetap ada di pasar," katanya.

Kenaikan HET beras premium ini diberlakukan sementara. Menyasar 8 wilayah. HET disesuaikan dengan kenaikan Rp1.000 per kilogram dibandingkan HET sebelumnya. Perpanjangan relaksasi HET beras premium ini juga sebelumnya diminta Mendagri Tito Karnavian.

Tito menilai relaksasi HET beras premium ini efektif dalam menurunkan harga di pasaran. "Ternyata cukup efektif untuk menekan harga. Oleh karena itu, saya sarankan, sama seperti saran KSP dan Satgas Pangan Polri, agar kebijakan ini diperpanjang," ujarnya.

BACA JUGA:Gelar Pasar Murah di Martapura, Pemkab OKU Timur Siapkan Beras Segini!

BACA JUGA:Zakat Fitrah 2,5 kg Beras Setara Rp37.500

Perpanjangan ini paling tidak hingga selesai Lebaran, sehingga tidak terjadi kenaikan harga beras yang berlebihan di pasar, terutama ritel modern. Adapun relaksasi HET ini membuat harga beras premium di wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatera Selatan naik dari Rp13.900 menjadi Rp14.900 per kg. 

Tujuh daerah lain pun mengikuti. Harapan Tito, perpanjangan relaksasi HET beras premium tersebut bisa menekan harga di pasar, terutama di ritel modern. Sementara, untuk amankan stok, sebanyak 450.000 ton beras dari penugasan luar negeri akan masuk ke Indonesia hingga akhir Maret ini.

Perum Bulog mengungkapkan, impor beras tersebut merupakan bagian dari total kuota 3,6 juta ton. Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto menyampaikan,  450.000 ton yang bakal segera tiba berasal dari Vietnam, Thailand, Pakistan, Myanmar, dan Kamboja. “Mayoritas dari Vietnam dan Thailand,” ucapnya. 

Kata Suyamto, saat ini Bulog telah mengontrak 800.000 ton beras melalui skema B to B. Lalu, 100.000 ton sudah dikontrak melalui skema G to G dengan Thailand dan Kamboja. “Total sudah kita kontrak 900.000 ton,” jelasnya.

Tahun ini, pemerintah menambah kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton dari sebelumnya 2 juta ton. Sehingga total kuota impor beras untuk tahun ini mencapai 3,6 juta ton. Kendati telah mendapat penugasan sebanyak itu, tapi Perum Bulog akan mengutamakan produksi beras dalam negeri.

BACA JUGA:7 Buah yang Disebut-Sebut Berasal dari Surga, Apa Saja?

BACA JUGA:Stok Beras Aman, Harga Masih Terjangkau

“Karena itu, kita datangkan beras impor sesuai kebutuhan,” imbuh dia. Impor ini bertujuan agar Indonesia memiliki stok cadangan pangan pemerintah (CPP) yang cukup untuk mengantisipasi kekurangan pangan, gejolak harga pangan, bencana alam, hingga keadaan darurat. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan