Perpanjang Kenaikan HET Beras hingga April, Dinilai Efektif Turunkan Harga
BANTUAN BERAS: Warga mengambil bantuan beras di kantor pos, beberapa waktu lalu.-foto : budiman/sumeks-
Ini yang disebut early warning system. Impor beras yang dilakukan pemerintah sangat terukur sehingga harga gabah di tingkat petani dipastikan tetap terjaga. Karena itu, kuota impor beras yang ditetapkan pemerintah telah memperhitungkan jumlah produksi dan kebutuhan nasional. Khusus untuk Sumsel, total akan menerima 42 ribu ton beras impor. Sebagian sudah masuk melalui Pelabuhan Boom Baru, beberapa waktu lalu. contoh, 1 Maret lalu, sudah dilakukam bongkar muat 9.284 ton beras dari Thailand. Beras ini nantinya akan didistribusikan ke masyarakat untuk memenuhi kebutuhan yang ada termasuk pada saat bulan Ramadan.
Manager Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Kanwil Sumsel Babel, Rinaldy Pratama mengatakan Bulog Sumsel dan Babel sudah menerima 21 ribu ton beras impor dari Thailand. “Masih ada 21 ribu ton beras impor yang dalam perjalanan pengiriman ke Sumsel. Total akan ada 42 ribu ton beras impor masuk Sumsel,” jelasnya.
Beras impor ini disimpan pada gudang-gudang penyimpanan milik Bulog Sumsel Babel. Beras yang datang ini merupakan beras medium, namun kualitasnya setara beras premium. Katanya, impor beras ini untuk stabilisasi harga melalui beras Stabilitas Pasokan Harga Pasar (SPHP), penugasan Operasi Pasar (OP), bantuan pangan, dan Gerakan Pangan Murah (GPM) bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda).
“Impor beras ini kita lakukan karena saat ini ada kenaikan harga beras oleh beberapa faktor, mulai dari iklim, pergeseran musim tanam, serta faktor lainnya sehingga berdampak pada musim panen,” jelasnya. Dengan stok beras yang ada di gudang sebanyak 3.200 ton, ditambah beras impor yang sudah masuk, maka ketahanan beras di wilayah Sumsel Babel aman hingga tiga bulan ke depan. (*)