Christian Eriksen tak Bahagia di Theatre of Dream
Gelandang Manchester United, Christian Eriksen merasa tak bahagia karena sudah jarang mendapatkan tempat di skuat utama Setan Merah musim ini --
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Gelandang Manchester United, Christian Eriksen mulai kurang mendapatkan tempat di skuat utama. Mantan pemain Tottenham Hotspur dan Inter Milan ini baru menjalani 11 laga dan 10 diantaranya sebagai pemain pengganti di Liga Premier Inggris.
Termasuk menjadi pemain pengganti yang masuk pada menit ke-88 menggantikan Kobbie Mainoo saat Manchester United mampu mengalahkan Liverpool pada babak perempat final Piala FA akhir pekan lalu.
Kondisi tersebut membuat pemain asal Denmark ini tak merasa bahagia berada di Theatre of Dream sebutan kandang Manchester United. Eriksen memberanikan diri untuk curhat kepada sang pelatih Erik ten Hag.
“Saya sebenarnya siap menjalani pertandingan, saya tidak bisa berkorban tanpa ada pertandingan dan ini tidak menjadi sesuatu yang membuat saya termotivasi untuk terus terjada tiap malam,” ucap Eriksen.
BACA JUGA:Gareth Southgate Pilihan Nomor Satu Sir Jim Ractliffe
BACA JUGA:Merasa diberikan pertanyaan Bodoh, Klopp langsung Tinggalkan Sesi Wawancara
“Saya sudah berbicara dengan pelatih Erik ten Hag mengenai kondisi tidak bahagia dengan situasi seperti ini. Dan saya harus menunggu untuk bermain sebanyak mungkin. Padahal saya sudah siap untuk tim dan saya selalu siap untuk main,” tambah Eriksen.
Pemain berusia 32 tahun ini memang tidak bisa memaksakan dirinya untuk menjadi pilihan utama pelatih di setiap pertandingan. Tapi setidaknya dirinya berharap ada menit bermain baginya untuk tetap bisa membuatnya bisa kembali bersaing dengan skuat utama United.
“Pelatih memang mengatakan keputusan tim berada ditangannya. Memang harus ada kompetisi antar setiap pemain untuk mendapatkan tempat utama. Apalagi untuk tim top persaingan untuk menjadi tempat utama sangat ketat,” lanjutnya.
Imbas jarang main tersebut membuat Eriksen juga sulit untuk memperkuat timnas Denmark pada laga internasional. Kepada Tipsbladet, Eriksen mengungkapkan tentu butuh kerja keras untuk bisa menjadi pemain inti.
“Tim harus mempersiapkan diri dan saya harus respek sebagaimana mestinya. Bagi saya tentu harus bekerja keras dan fokus setiap pertandingan. Ini sangat muda sekarang untuk menerima peran saya daripada sebelumnya,” ungkap Eriksen.
Sementara itu, Manchester United sungguh sangat beruntung mendapatkan winger Alenjandro Garnacho. Mantan pemain akademi Atletico Madrid ini semakin krusial perannya saat mengalahkan Everton 2-0. Padahal Manchester United hanya mengeluarkan Rp7,6 Miliar untuk mendapatkannya.
Tak heran jika fans Setan Merah sebutan Manchester United sangat bersyukur atas kontribusi pemain asal Argentina itu. Saat menghadapi Everton, pergerakan Garnacho yang paling baik dari semua pemain Manchester United.
Pemain berusia 19 tahun itu melakukan 49 setuhan bola, 10 kali dalam kotak penalti, dan 3 kali tendangan on target. Tak heran jika dirinya terpilih menjadi pemain terbaik atau man of the match pada laga tersebut.