Makna di Balik Ritual Bakar Uang Kertas

UANG KERTAS: Warga keturunan Tionghoa percaya bahwa para leluhur membutuhkan bantuan kiriman uang kerts untuk di alam baka. -evan-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Saat perayaan Cheng Beng, banyak warga keturunan Tionghoa melakukan ritual bakar uang arwah.

Mereka juga membakar berbagai benda lainnya seperti emas kertas, baju kertas hingga mobil kertas. Hal ini dilakukan untuk mengirim benda-benda itu kepada leluhur yang sudah berada di akhirat.  

Masyarakat keturunan Tionghoa yakin saat membakar benda replika tersebut, leluhur akan menerima bentuk asli di alam baka.

BACA JUGA:Ikan Manfish: Benarkah Jadi Simbol Keberuntungan dalam Budaya Tionghoa? Ini Jawabannya!

BACA JUGA:Keindahan dan Filosofi di Balik Ikan Discus dalam Tradisi Tionghoa, Seperti Apa?

Melansir berbagai sumber, tradisi ‘bakar uang’ atau dikenal dengan istilah jinzhi tersebut dipercaya berasal dari Dinasti Tang di Tiongkok, di masa pemerintahan Kaisar Lie Sie Bien di abad ke-7.

Suatu hari sang kaisar mengalami sakit parah, yang membuat rakyatnya bersedih. Hingga diberitakan Kaisar Lie Sie Bien meninggal dunia.

Karena besarnya rasa cinta rakyat terhadap Kaisar, mereka berinisiatif untuk memasang kain putih di depan rumah tanda berkabung.

Namun terjadi keajaiban, dimana beberapa hari setelah itu jenazah Kaisar Lie Sie Bien yang akan disemayamkan hidup kembali.

BACA JUGA:Makna Mendalam Ikan Neon Tetra dalam Feng Shui Tionghoa, Seperti Apa?

BACA JUGA:Markisa Dalam Budaya Tionghoa: Simbol Keseimbangan dan Kesejahteraan, Benarkah Begitu?

Kaisar menceritakan bagaimana ia bisa hidup kembali dan perjalanannya menuju alam barzah.

Kala itu, ia bertemu dengan ayah, ibu dan keluarga lainnya yang telah meninggal dunia dan mereka terlihat menderita karena kelaparan, kehausan dan kekurangan.

Mereka memanggil Kaisar Lie Sie Bien dan meminta bantuannya agar penderitaannya berkurang. Caranya, diberi makanan, pakaian rumah dan berbagai benda lainnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan