https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Optimalisasi Lahan Rawa 5 Daerah, Terapkan Pertanian Modern, 1 Hektare Hasilkan 10 Ton Gabah

PANEN: Petani di Ogan Ilir yang panen merontokkan bulir padi dengan cara sederhana. Ke depan, ada lima daerah yang lahan rawanya akan dioptimalkan dengan sistem pertanian modern sehingga bisa meningkatkan produksi beras Sumsel.-Foto: Ist-

Sebelumnya, Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni mengatakan, Sumsel memiliki lahan rawa seluas 3,36 juta hektare. "Kegiatan yang dapat dilakukan di lahan rawa adalah pengembangan infrastruktur air dan lahan, mekanisasi pertanian pratanam dan pascapanen, serta penyediaan sarana produksi," ujarnya.

Ia menambahkan, selama ini peningkatan produksi pangan pada lahan rawa memang belum dilakukan secara optimal. Untuk itu, program optimalisasi lahan rawa dari Kementan RI ini akan sangat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas panen.

Lahan rawa pada umumnya mempunyai keunggulan spesifik antara lain dapat menghasilkan padi saat musim kemarau (off season), saat agroekosistem lainnya seperti sawah irigasi dan tadah hujan mengalami kekeringan. Menjadi sebuah kebanggaan karena Kementan mendukung pengembangan 100 ribu hektare rawa di Sumsel menjadi lahan pertanian modern.

Rencana optimalisasi rawa untuk lahan pertanian diungkap Mentan Andi Amran Sulaiman saat kunker ke Banyuasin, beberapa hari lalu. "Sekitar 100.000 hektare (lahan rawa) di Sumsel akan kita jadikan pertanian modern," bebernya.

Amran menjelaskan, dengan dijadikan lahan pertanian modern, maka rawa yang akan menjadi produktif. Tentunya, indeks pertanaman (IP) dan produktivitasnya meningkat. Apalagi nantinya, akan menggunakan varietas unggul baru (VUB) padi yang adaptif, dipadukan dengan mekanisasi pertanian.

"Produktivitas lahannya semula hanya 5 ton/ hektare  setelah optimalisasi menjadi 10 ton per hektare," ungkap Amran. Kemudian, untuk biayanya juga turun hingga 50 - 60 persen, karena sudah menggunakan full mekanisasi.

Untuk rawa yang indeks pertanamannya masih rendah akan ditingkatkan dari satu kali tanam menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, ada tambahan produksi beras sebesar 1 - 2 juta ton, khusus dari Sumsel saja.

Jika rencana itu berjalan baik, maka Sumsel akan dapat menyelesaikan 30 persen persoalan negara yang selama ini impor beras. "Ini menjadikan Sumsel daerah penyangga pangan nasional," tegas Amran.(qda/way/lid/*)

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan