Produksi Menurun, Harga Kopi Melesat, Cuaca Ekstrem, Suplai ke Pasar Drop
MAHAL : Kopi Sumsel yang sudah dikemas dan siap jual. Saat ini harga kopi di pasaran sedang mahal karena suplai sedikit akibat produksi kopi menurun. -Foto : KRIS SAMIAJI/SUMEKS -
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Produksi kopi petani di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami penurunan signifikan akibat cuaca ekstrem yang masih terjadi di musim penghujan ini. Situasi ini berdampak pada lonjakan harga kopi di pasaran.
Ketua Dewan Kopi Sumsel, M Zain Ismed menjelaskan penurunan produksi kopi dipengaruhi kondisi iklim yang tak menentu. Namun hal ini membawa dampak positif bagi harga kopi yang melonjak tajam. Faktor lain yang turut menyumbang kenaikan harga adalah berkurangnya pasokan kopi dari tahun sebelumnya, sementara permintaan global terus meningkat.
"Kualitas kopi di beberapa daerah juga semakin membaik karena pelatihan paska panen yang rutin dilakukan, seperti di Pagaralam, Semendo, dan Lahat," ungkapnya.
Zain menambahkan kenaikan harga kopi saat ini akibat mekanisme pasar, di mana penurunan pasokan kopi dunia dan peningkatan konsumsi secara global menjadi pemicu utama. Berbeda dengan kenaikan harga tahun 1998 yang dipicu krisis ekonomi dan kenaikan kurs dolar AS. "Cuaca menjadi faktor utama yang menyebabkan produktivitas kopi menurun," jelasnya.
BACA JUGA:Kopi atau Minuman Berenergi, Mana yang Lebih Aman untuk Atlet? Simak Penjelasannya
BACA JUGA:5 Negara yang Pernah Melarang Konsumsi Kopi di Masa Lalu, Nomor 2 Punya Hukuman yang Mengerikan
Tingginya harga kopi tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga seluruh dunia. Negara produsen kopi terbesar, Brazil mengalami musim dingin ekstrim, menyebabkan matinya banyak pohon kopi karena membeku.
Hal serupa terjadi di beberapa negara produsen kopi lainnya, seperti Columbia. Di sisi lain di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia mengalami peningkatan suhu panas dan cuaca tidak menentu.
"Kami mengimbau para petani kopi tetap menjaga kesuburan tanah dengan menyediakan air yang cukup, sehingga produktivitas dapat dijaga bahkan ditingkatkan," tambahnya.
Dengan kondisi ini, petani Sumsel diharapkan dapat memanfaatkan lonjakan harga kopi sebagai peluang positif meningkatkan pendapatan mereka,” tandasnya. (yun/fad)