Batasi Beras ke Luar Sumsel, Jangan Status Lumbung Pangan, Harga Mahal Karena Stok Kosong
Pembatasan Distribusi Beras Luar Sumsel-Foto: Ist-
"Ketersediaan beras kita aman. Tinggal kita pantau saja bagaimana cara distribusinya. Bukan itu saja, kita juga harus memonitor pangan lain seperti daging dan ikan yang biasanya juga mendominasi gejolak harga di pasar," tandasnya.
Penelusuran ke petani di Kabupaten OKU Timur, saat ini stok gabah kering sudah menipis. Itu pun untuk konsumsi sendiri, sudah tidak dijual lagi. “Kalau beras di petani, dijual Rp13.600 per kg. Tapi kami tidak jual banyak, karena untuk stok sampai panen nanti,” beber Agus, seorang petani di Kelurahan Veteran Jaya, Kecamatan Martapura.
Untuk masa panen diperkirakan awal Mei. Tapi ada juga sawah milik petani yang sudah panen di akhir April. Menurutnya, harga beras tinggi saat ini karena stok gabah di petani sudah tidak ada lagi. “Karena kebanyakan petani menjual gabah selepas panen kemarin,” jelas dia.
Agus mengaku, tidak pernah beras dari panen mereka dibeli Bulog. “Padahal sekitar 10 tahun lalu pernah kerja sama gapoktan. Sebagai petani, kami berharap pemerintah bisa berikan solusi agar kami tidak jual gabah,” cetusnya.
BACA JUGA:Pasca Pemilu dan Jelang Ramadan, Harga Beras dan Cabai di Pasar Inpres Martapura Naik
BACA JUGA:Harga Beras Premium Melambung Tinggi
Pengelola penggilingan padi, Adi mengatakan, untuk harga beras di penggilingan saat ini berkisar Rp13-14 ribu per kg. Bergantung dari kualitas berasnya. "Tapi sekarang tidak ada stok. Petani hanya sedikit yang jual ke pabrik. Kebanyakan langsung menjual gabah ke pengepul," bebernya.
Masalah lain diungkap Ratno, petani di Desa Sukamulya, Kecamatan Semendawai Suku III. Yakni kesulitan pupuk subsidi. "Petani yang tidak masuk e-alokasi tidak mendapatkan pupuk. Terus, sekarang ini kuota pupuk dikurangi. Inilah yang menyulitkan kami sebagai petani," pungkasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Banyuasin, Sarip SP MSi mengatakan, kenaikan harga beras berdampak pada harga gabah di tingkat petani. "Biasanya gabah di bawah Rp6 ribu per kg, sekarang sudah Rp6.400,” jelasnya.
Ia menambahkan, Kabupaten Banyuasin masih berada di posisi keempat secara nasional sebagai penghasil beras terbanyak dengan produksi sebanyak 915.748 ton, dari luas panen 2023 mencapai 177.444 hektare. Peringkat pertama Kabupaten Indramayu 1.419.736 ton, Karawang 1.096.657 ton, dan Subang 1.016.077 ton.
Tahun ini, Banyuasin menargetkan naik ke peringkat ketiga. Tentu saja dengan dukungan sarana dan prasarana seperti alat mesin pertanian, ketersediaan pupuk dan lain sebagainya.(yun/lid/qda/)