KUR Tingkatkan Kapasitas UMKM, Pemprov Dorong Penyaluran KUR Klaster

BERHARAP KUR : Salsabilah Putri bersama saudarinya, Ika Lestari, mengembangkan usaha industri rumahan perabotan berbahan aluminium yang dipasarkan di pinggir Jl Sukabangun 2 Sukarame, Palembang. Sebagai pelaku UMKM, mereka berharap bisa dapat kucuran KUR.--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Sektor UMKM menjadi mesin penggerak perekonomian Indonesia karena kontribusinya sangat besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Dari 64,2 juta unit usaha yang ada, UMKM telah menopang sekitar 61,9 persen PDB dan menyerap 97 persen tenaga kerja nasional.

BACA JUGA:Digitalisasi Jadi Kunci Kesuksesan UMKM Bank Sumsel Babel

BACA JUGA:UMKM Naik Kelas, Go Internasional

Tak heran untuk menggenjot perekonomian, pengembangan UMKM di Tanah Air, termasuk Provinsi Sumsel masih menjadi fokus pemerintah. 

Total di tahun 2024, pemerintah pusat mengalokasikan dana sekitar Rp300 triliun untuk KUR. Beberapa bank ikut menjadi penyalur KUR, seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, BSI, serta beberapa bank pembangunan daerah (BPD) di antaranya Bank Sumsel Babel.

Data terakhir, Pemprov Sumsel mencatat per Oktober 2023 penyaluran KUR di Sumsel teralisasi sebesar Rp5,91 triliun untuk 88.576 debitur. 

Bagi UMKM yang membutuhkan modal bisa mengajukan KUR berbunga rendah kepada beberapa bank. Koordinator Komunitas Kampung Jamu Bintara 16, Dian Lestari Ekawati mengaku para pedagang jamu yang tergabung dalam komunitasnya mendapatkan KUR dari Bank Sumsel Babel dan BRI. 

“Ya sejak 10 tahun terakhir kami mendapat KUR berbunga rendah 6 persen efektif per tahun dan tanpa agunan.

Bagi UMKM yang belum bankable seperti pedagang jamu tentu sulit jika harus mengakses kredit komersil (kredit usaha) perbankan yang banyak syarat,” ungkapnya, kemarin.  

Dengan adanya penugasan KUR oleh Pemerintah dan BI kepada perbankan sangat membantu permodalan pedagang jamu.

“Kita juga butuh modal untuk menyetok bahan baku tanaman obat/rempah-rempah lebih banyak, serta meningkatkan produksi jamu,” ujarnya.

Saking membantunya, pedagang beberapa kali top up KUR. “Ada yang sampai 3-4 kali, dengan plafond awal cuma Rp5 juta selama 2 tahun, sekarang pinjamannya hingga Rp50 juta,” terangnya. 

Berkat KUR pula, pendapatan pedagang terus bertambah sehingga mereka bisa membangun rumah, membeli kendaraan, menyekolahkan anaknya sampai universitas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan