Jembatan Gantung Terbalik, 7 Anak Terjun Bebas Akibat Banjir Sungai
Jembatan Gantung Terbalik 7 Anak Terjun Bebas-Foto: Berry/sumateraekspres.id-
BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID - Hari Jumat (16/2) menjadi momen mencekam bagi warga Desa Karang Agung, Kecamatan Baturaja Barat, ketika Sungai Ogan meluap, mengakibatkan kerusakan pada Jembatan Gantung di wilayah tersebut.
Situasi memprihatinkan itu terjadi ketika arus Sungai Ogan yang deras hampir mencapai puncak jembatan gantung.
Peristiwa tragis hampir saja merenggut nyawa, ketika serpihan kayu besar terbawa arus dengan kecepatan tinggi, menabrak struktur baja/besi jembatan.
Dampaknya, tali pengikat jembatan menjadi kendur dan pelat besi terbalik, menciptakan situasi berbahaya bagi siapa pun yang berada di atasnya.
BACA JUGA:Terjun dari Jembatan, Mobil Masuk Sungai, Di Jalan Lintas Mura-Muba
Pada sekitar pukul 14.00 WIB, sejumlah anak-anak tengah berada di jembatan, bermain sambil menonton luapan air Sungai Ogan.
Keadaan berubah drastis saat jembatan mulai ambruk, memaksa mereka terjun bebas ke dalam sungai yang sedang meluap.
"Peristiwa terjadi pada siang hari Jumat," ungkap Camat Baturaja Barat, Yan Kurniawan.
Tidak kurang dari tujuh anak dari warga Desa Karang Agung menjadi korban kejadian tersebut, namun beruntung, mereka berhasil selamat dan telah kembali ke rumah masing-masing.
BACA JUGA:Prirotas Perbaiki Jembatan Putus, Pascabanjir Muratara
BACA JUGA:5 Destinasi Wisata Jembatan Gantung Populer di Indonesia, Siapa Berani Adu Nyali?
Sementara itu, instansi terkait telah memberikan peringatan kepada masyarakat untuk sementara menghindari penggunaan jembatan gantung tersebut, yang kini tidak aman untuk dilalui.
Kepala Desa Karang Agung, Muhammad Subri, menjelaskan bahwa sebagian besar anak-anak tersebut memiliki kemampuan berenang, namun beberapa di antaranya membutuhkan pertolongan.
Marko dan Saryudi, dua warga setempat, dengan cepat merespons situasi darurat tersebut.
Mereka berhasil menyelamatkan anak-anak yang kesulitan berenang, menarik mereka dari arus dengan jarak sekitar 100 meter.
"Beruntung ada warga yang lewat dan memberikan pertolongan langsung," ujarnya.
Subri berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah untuk memperbaiki jembatan gantung tersebut.
Pasalnya, jembatan tersebut merupakan akses utama bagi warga untuk mencapai kebun dan pemukiman di seberang sungai.